BAB
I
PENDAHULUAN
Manusia
adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk
yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri
baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada
diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat diembangkan secara
nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa
daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari
luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan
serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu
perkembangan tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan
manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena
itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative
bagi perkembangan manusia. Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa,
atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya
sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut
menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan
kata lain manusia dewasa sudah mulai memilih nilai – nilai atau norma yang
telah dianggap mereka aik untuk dirinya serta mereka berudaha untuk
mempertahankan nilai – nilai atau norma – norma yang telah dipilihnya tersebut.
Dari sedikit penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Psikologi
Perkembangan Pada Manusi Tingat Dewasa yaitu ilmu yang mepelajari tentang
perkembangan jiwa manusia pada saat menginjak masa dewasa. Masa dewasa manusia
dibagi menjadi 3 ( tiga ) tahap yaitu : Masa awal dewasa (early adulthood),
Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), Masa akhir dewasa (late adulthood).
1.1 Rumusan
Masalah :
a) Pembagian
perkembangan masa dewasa
b) Krakteristik
perkembangan orang dewasa.
c) Faktor
– faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa
1.2 Tujuan :
a) Untuk
memahami setiap tahap perkembangan dari masa dewasa.
b) Untuk
memahami krakteristik perkembangan orang dewasa
c) Untuk
memahami faktor – faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa
1.4 Manfaat :
a) Dapat
memahami setiap tahap perkembangan dari masa dewasa.
b) Dapat
memahami krakteristik perkembangan orang dewasa.
c) Dapat
memahami faktor – faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Masa Dewasa( adulthood)
Dewasa Awal merupakan masa dewasa
atau satu tahap yang dikatakan masa peralihan (transisi) dari masa remaja akhir
menuju masa dewasa awal. Pada masa remaja mengira
bahwa masa dewasa awal banyak enaknya yang berhubungan dengan masa reproduksi,
beranak dan enak, padahal masa dewasa terdapatnya masalah-masalah yang
sehubungan dengan soal-soal perkawinan, social, jabatan dan keuangan. Maka dari itu, anggapan remaja tentang masa dewasa itu enak salah
besar. Pada masa pra dewasa kita harus mempersiapkan diri
sematang-matangnya untuk menghadapinya.
Menurut Freud (Bischof:1976),
seseorang dikatakan dewasa apabila orang itu bertanggung jawab terhadap
pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah diikrarkan khususnya kepada pasangan
pernikahan. Freud menjelaskan bahwa seseorang
dikatakan dewasa apabila mau dan mampu bertanggung jawab terhadap segala
tingkah laku, pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-hari.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono,
2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada
dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan
kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman
maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang
lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
Hurlock (“Developmental Psychology,”1968) mengatakan
bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun,
disebut sebagai “adult” (dewasa) atau “adulthood “ (status dalam keadaan
dewasa) yaitu saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif.
Vaillant (dalam Papalia, dkk, 1998) membagi fase
dewasa menjadi tiga, yaitu masa pembentukan, masa konsolidasi dan masa
transisi. Masa pembentukan dimulai pada
usia 20 sampai 30 tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari
orang tua, membentuk keluarga dengan pernikahan, dan mengmbangkan persahabatan.
Masa konsolidasi, usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier dan
memperkuat ikatan perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40 tahun
merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap
hal yang telah diperoleh.
Menurut kami, semua orang
yang berumur 17-55 tahun sudah
dikatakan dewasa, tapi dewasa dalam apa yang dipertanyakan. Dewasa adalah aktifnya semua fungsi organ dan selubung pada
manusia untuk melakukan tugas dan kewajiban dengan dasar tanggung jawab penuh. Ibarat orang yang mau mengendarahi sepeda motor, ada yang
harus dipersiapkan secara matang begitu juga orang pra dewasa, segalanya harus
dipersiapkan dari mulai helm (yang berarti sifat), penutup mulut (cara
berbicara), kaca mata (cara berpandangan kedepannya), jaket (panglima = sikap, sifat
seperti panglima), sarung tangan (pengambilan keputusan), celana (kematangan
seksualnya, cara melangkah kedepannya), kaki dan sepatu (karier,dll), surat-surat
STNK dan SIM (pengakuan
dari orang lain dan masyarakat).
Definisi masa dewasa dapat dilihat dari sisi dibawah
ini:
a.
Sisi Biologis.
Suatu
periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian kematangan
tubuh secara optimal dan kesiapan bereproduksi (berketurunan)
b.
Sisi psikologis.
Periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan
ciri-ciri kedewasaan atau kematangan, diantaranya : emotional stability,
sense of reality, tidak menyalahkan orang lain jika menghadapi
kegagalan, toleransi dan optimistis.
c.
Sisi pedagogis.
Suatu periode dalam kehidupan yang ditandai dengan :
Ø Sense of
responsibility.
Ø Prilaku normatif (nilai-nilai agama)
Ø Memiliki pekerjaan untuk penghidupan.
Ø Berpartisipasi aktif dalam bermasyarakat.
B.
Periode Perkembangan Masa Dewasa.
1. Masa
Dewasa Awal (Early Adulthood = 17tahun – 55 tahun).
a)
Secara biologis merupakan
masa puncak perumbuhan fisik yang prima dan usia tersehat dari populasi manusia
secara keseluruhan (healthiest people in population) karena didukung
oleh kebiasaan-kebiasaan positif (pola hidup sehat,olah raga cukup,makanan
bergizi).
b)
Secara psikologis, cukup
banyak yang kurang mampu mencapai kematangan akibat banyaknya masalah yang dihadapi
dan tidak mampu diatasi baik sebelum maupun setelah menikah, misalnya: mencari
pekerjaan, jodoh, belum siap menikah, masalah anak, keharmonisan keluarga, dll.
c)
Tugas-tugas perkembangan (development
task) pada usia ini meliputi :
pengamalan ajaran agama, memasuki dunia kerja, memilih pasangan hidup, memasuki
pernikahan, belajar hidup berkeluarga, merawat dan mendidik anak, mengelola
rumah tanggga, memperoleh karier yang baik, berperan aktif dalam masyarakat,
mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
C.
Karakteristik Dewasa Awal
1.
Perkembangan
fisik masa dewasa awal. Dewasa awal
adalah masa kematangan fisik dan psikologis.
Menurut Anderson (dalam Mappiare :
17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:
Ciri
kematangan Psikologis
a.
Berorientasi pada tugas: bukan pada
diri atau ego, minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang
dikerjakannya, dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk
kepentingan pribadi.
b.
Tujuan-tujuan yang jelas dan
kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien: seseorang
yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan
tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan
tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
c.
Mengendalikan perasaan pribadi: seseorang
yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh
perasaan-perasaan emosi dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang
lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula
perasaan-perasaan orang lain.
d.
Keobjektifan: orang
matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan
yang bersesuaian dengan kenyataan.
e.
Menerima kritik dan saran: orang
matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar,
sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi
peningkatan dirinya.
f.
Pertanggungjawaban terhadap
usaha-usaha pribadi: orang yang matang mau memberi
kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan.
Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu
dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang
lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
g.
Penyesuaian yang realistis terhadap
situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri
fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang
dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
Dewasa awal merupakan
suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan dan harapan-harapan sosial
yang baru. Masa Dewasa awal adalah kelanjutan dari masa remaja. Ciri- ciri masa dewasa awal tidak jauh berbeda dengan perkembangan
remaja.
Ciri-ciri dewasa awal :
a)
Usia reproduktif
(Reproductive Age) . Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini
ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda dengan
beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai
mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.
b)
Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age).
Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola hidupnya
secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir
hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup
tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan
kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan. Ini
adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan
kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai
karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai
ibu dan pengurus rumah tangga.
c)
Usia Banyak Masalah (Problem age). Masa ini adalah masa
yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia
akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi
seperti persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan
keuangan, semuanya memerlukan penyesuaian di dalamnya.
d)
Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension).
Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan,
keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam
ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran
yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana
sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.
e)
Masa keterasingan sosial. Dengan berakhirnya pendidikan
formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu
karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya
semakin menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam
kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk
pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan
mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis ketersingan
(Erikson:34).
f)
Masa komitmen.
Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak
mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi
suatu tanggungajwab yang trrlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen
yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi orang tua
untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa
pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda
mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih
muda, besar kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai
guru besar”.
g)
Masa
Ketergantungan. Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada
masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua,
lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada
pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka.
h)
Masa perubahan
nilai. Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah
karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan
ekonomi orang dewasa.
i)
Masa Kreatif.
Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada
minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan
kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang
menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui
pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
D.
Karakteristik Perkembangan
Mahasiswa.
1.
Usia Mahasisiwa sebagai Fase
Usia Dewasa awal.
a. Kenniston (Santrock
dalam Chusaini, 1995: 73).
Masa dewasa
awal adalah masa muda yang merupakan periode transisi
antara masa dewasa dan masa remaja yang merupakan masa perpanjangan kondisi
ekonomi dan pribadi sementara, hal ini ditunjukkan oleh kemandirian ekonomi dan
kemandirian membuat keputusan.
b. Lerner (1983 : 554).
Fase dewasa
awal adalah suatu fase dalam siklus kehidupan yang berbeda
dengan fase-fase sebelum dan sesudahnya, karena merupakan fase usia untuk
membuat suatu komitmen pada diri individu.
c. Erikson (1959,
1963).
Fase usia dewasa awal
merupakan kebutuhan untuk membuat komitmen dengan menciptakan suatu hubungan
interpersonal yang erat dan stabil serta mampu mengaktualisasikan diri
seutuhnya untuk mempertahankan hubungan tersebut.
Ciri-ciri umum perkembangan
fase usia dewasa awal (Hurlock, 1991: 247-252) :
1.
Masa pengaturan (mulai
menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa),
2.
Usia reproduktif (masa
produktif memiliki keturunan),
3.
Masa bermasalah (muncul
masalah-masalah baru seperti pernikahan),
4.
Masa ketegangan emosional (pada
wilayah baru dgn permasalahan baru),
5.
Masa keterasingan sosial (memasuki
dunia kerja dan kehidupan keluarga),
6.
Masa komitmen (menentukan
pola hidup dan tanggung jawab baru),
7.
Masa ketergantungan (masih
tergantung pada pihak lain),
8.
Masa perubahan nilai (orang
dewasa awal ingin diterima oleh anggota kelompok orang dewasa),
9.
Masa penyesuaian diri dengan cara
hidup baru,
10.
Masa kreatif (masa
dewasa awal adalah puncak kreatifitas).
Fase dewasa
awal jika dikaitkan dengan usia mahasiswa pada fase ini menunjukkan bahwa
peran, tugas dan tanggung jawab mahasiswa bukan hanya pencapaian keberhasilan
akademik, melainkan mampu menunjukkan perilaku dan pribadi untuk mengeksplorasi
berbagai gaya hidup dan nilai-nilai secara cerdas dan mandiri, yang menunjukkan
penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan sosial yang baru
sebagai orang dewasa.
2.
Aspek-aspek Perkembangan Dewasa
Awal.
Aspek-aspek perkembangan yang dihadapi usia mahasiswa sebagai fase
usia dewasa awal adalah:
1.
Perkembangan fisik. Pada fase
dewasa awal adalah puncak perkembangan fisik dan juga penurunan perkembangan
individu secara fisik.
2.
Perkembangan seksualitas. Terjadi
sikap dan prilaku seksual secara heteroseksual dan homoseksual.
3.
Perkembangan kogitif.
Menggambarkan efisiensi dalam memperoleh informasi yang baru, berubah dari
mencari pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan itu.
4.
Perkembangan karir. Suatu
individu ketika memulai dunia kerja yang baru harus menyesuaikan diri dengan
peran yang baru dan memenuhi tuntutan karir.
5.
Perkembangan sosio-emosional.
Menggambarkan hubungan sosial individu dengan lingkungannya yang terdiri dari 3
fase yaitu fase pertama (menjadi dewasa dan hidup mandiri), fase kedua
(pasangan baru yang membentuk keluarga baru), dan fase ketiga (menjadi keluarga
sebagai orang tua dan memiliki anak).
3.
Perkembangan Intelektual.
a.
Perkembangan Intelektual Dewasa Awal
Menurut anggapan
Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999; Papalia, Olds, &
Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa operational
formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal (Turner &
Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu
memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan
rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari
mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan
tinggi (universitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat universitas,
mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya dengan
perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terus
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan
zaman yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan
di lingkungan sosialnya. Sementara itu, para ahli
(seperti Baltes dan Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes} mengatakan
ada beberapa tipe intelektual, yaitu inteligensi Kristal (cristalized
intelligence), fleksibilitas kognitif (cognitive flexibility), fleksibilitas visuo-motor (visuomotor flexibility), dan visualisasi (visualization) (Turner dan Helms,
1995).
2.
Inteligensi kristal adalah fungsi keterampilan mental yang dapat
dipergunakan individu itu, dipengaruhi berbagai pengalaman yang diperoleh
melalui proses belajar dalam dunia pendidikan. Misalnya, keterampilan pemahaman
bahasa (komprehensif verbal/verbal comprehensive), penalaran berhitung angka
(numerical skills), dan penalaran induktif (inductive reasoning). Jadi,
keterampilan kognitif merupakan akumulasi dari pengalaman individu alcibat
mengikuti ke-giatan pendidikan formal ataupun nonformal. Dengan demikian,
pola-pola pemikiran intelektualnya cenderung bersifat teoretis-praktis (text
book thinking).
3.
Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan
individu me-masuki dan menyesuaikan diri dari pemikiran yang satu ke pemikiran
yang lain. Misalnya, kemampuan memahami melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya,
asalkan memenuhi persyarat-an yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis tersebut, mungkin
akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya
mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan
ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau
suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
4.
Fleksibilitas Visuamotor
adalah kemampuan untuk menghadapi suatu masalah dari yang mudah ke hal yang
lebih sulit yang memerlukan aspek kemampuan visual/motorik (penglihatan, pengamatan,
dan keterampilan tangan).
5.
Visualisasi, yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses
visual.misalnua, bagaimana
individu memahami gambar-gambar yang sederhana sampai yang lebih kompleks.
E.
Tugas-Tugas
Perkembangan Dewasa Awal.
Menurut Havigurst
(1961:259-265), tugas-tugas perkembangan dewasa awal adalah:
a. Memilih
Pasangan Hidup.
- Calon pasangan mempersiapkan diri untuk memilih dan menemukan yang cocok, selaras dengan kepribadian masing-masing dan juga menyesuaikan dengan kondisi dan latar belakang kehidupan kedua calon keluarga masing-masing.
- Keputusan memilih sampai menentukan pasangan hidup adalah tanggung jawab baik pihak laki-laki maupun perempuan dengan pertimbangan dari pihak orang tua, keluarga dan bantuan pihak-pihak lain yang dipandang mampu.
- Menurut Norman (1992) :
1)
Pemenuhan kebutuhan merupakan
faktor utama dalam memilih pasangan pernikahan, karena kebutuhan dan sifat
individu dapat berlainan satu sama lain, beberapa orang akan lebih memilih
pasangan yang melengkapi dirinya.
2)
Pernikahan yang dilandasi kebutuhan
saling melengkapi terjadi akibat daya tarik lawan jenis (opposites attract).
Akibatnya ada individu dengan peran/figur dominan
(memberikan simpati, cinta dan perlindungan) terhadap pasangannya yang bersifat
patuh atau submissive (memperoleh simpati, cinta dan perlindungan). Peran dominan lazimnya oleh suami dan peran istri bersifat submissive,
apabila yang terjadi kebalikannya maka akan terjadi konflik sosial.
3)
Dalam suatu pasangan, sifat saling
melengkapi tidak menuntut adanya kompromi antarindividu sebaliknya individu
yang karakternya bertentangan dengan pasangannya harus mengadakan kompromi
dengan pasangannya.
4)
Kebudayaan sangat berpengaruh dalam
penentuan pasangan hidup, dimana definisi kebudayaan melahirkan istilah
kriteria ideal dan standar ideal seleksi calon pasangan. Pertaman menetapkan kriteria ideal bagi calon pasangan,
jika tidak terpenuhi maka ditetapkan standar ideal pada individu yang dicintai.
b. Belajar
Hidup Dengan Pasangan Nikah.
Pada dasarnya adalah proses
menyesuaikan dua kehidupan individu secara bersama-sama dengan cara belajar dan
mengontrol perasaan masing-masing pasangan seperti kemarahan, kebencian,
kebahagiaan, kasih sayang, kebutuhan biologis, sehingga seseorang hidup dengan
hangat dan harmonis. Perbedaan latar belakang orang tua
dan keluarga harus diperhatikan dalam proses penyesuaian dan pembelajaran lebih
lanjut dalam menempuh keluarga bahagian dan sejahtera.
c. Memulai
Hidup Berkeluarga.
a)
Pasangan baru yang memulai kehidupan berkeluarga akan memperoleh banyak
pengalaman baru yang penting bagi pasangan dan kehidupan keluarga, seperti
hubungan seksual pertama, hamil pertama, punya anak pertama, konflik pertama
dan interaksi sosial dengan keluarga pasangan.
b)
Dalam tugas perkembangan ini,
Havigurst menguraikannya dari berbagai sudut pandang sebagai berikut:
1. Sifat tugas.
Memiliki anak
pertama dengan sukses merupakan manifestasi keberhasilan
pernikahan dan cenderung ukuran kesuksesan hadirnya anak berikutnya.
2. Dasar
biologis.
Melahirkan
anak adalah suatu proses biologis, terlebih tugas melahirkan anak pertama
merupakan suatu proses biologis dan psikologis.
3. Dasar
psikologis.
Secara
psikologis, pria dan wanita memiliki suatu tugas untuk menjadi
ayah dan ibu. Tugas ini akan sulit bagi
wanita yang takut atau benci ide mengenai kehamilan, sebaliknya akan mudah bagi
wanita dengan sosok keibuan.
4.
Dasar budaya.
Masalah
kehamilan pertama merupakan masalah yang muncul secara pandangan budaya
bagi kelompok sosial ekonomi kelas menengah dan kelas bawah dari suatu kelompok
budaya tertentu.
5. Implikasi
sosial dan pendidikan.
Keberhasilan
pada aspek ini memerlukan jenis pengetahuan tertentu bagi suami
dan istri, sikap serta peran dan tanggung jawab yang sepenuhnya dalam kehidupan
berkeluarga serta memiliki keturunan.
d.
Memelihara anak.
Hadirnya anak
menjadikan tugas, peran dan tanggung jawab yang lebih besar bagi
pasangan suami istri karena mereka tidak hanya memikirkan lagi kehidupan mereka
sendiri, tetapi juga belajar memenuhi kebutuhan anak sehingga anak mencapai
perkembangan secara optimal.
e. Mengelola
rumah tangga.
Kehidupan
keluarga dibangun dengan kesiapan keseluruhan baik fisik dan mental yang
bergantung pada kesiapan dan keberhasilan dalam mengelola rumah tangga sesuai
peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing.
f. Mulai
bekerja.
Dalam
menghadapi tugas perkembangan ini, pria dewasa awal sering menunda
mencari calon pasangan hidup sebelum memperoleh pekerjaan. Beberapa dengan wanita dewasa awal yang cenderung belum aktif
menghadapi tuntutan pekerjaan.
g.
Bertanggung jawab sebagai warga negara.
Individu dewasa
awal sebaiknya mulai menunjukkan rasa tanggung jawab bagi
kesejahteraan baik bagi keluarga, tetangga, kelompok masyarakat, sebagai warga
negara atau organisasi politik.
h. Menemukan
kelompok sosial yang serasi.
Pernikahan
menunjukan tujuan dan langkah awal menemukan kelompok sosial yang
serasi. Bersama-sama sebagai pasangan mencari teman baru, orang-orang
seumur mereka dan dengan orang dimana mereka dapat mengembangkan suatu
kehidupan sosial jenis baru.
Masalah Perkembangan pada Dewasa
Awal
Dengan bertambahnya usia, semakin
bertambahpula masalah-masalah yang menghampiri. Dewasa awal adalah masa
transisi, dari remaja yang huru-hara, kemasa yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa awal mengalami
masalah-masalah dalam perkembangannya. Masalah-masalah itu antara lain:
a. Penentuan identitas diri ideal vs
kekaburan identitas
Dewasa awal merupakan kelanjutan
dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang harus pada masa ini. Jika masa ini
bermasalah, kemungkinan individu akan mengalami kekaburan identitas.
b. Kemandirian vs tidak mandir
c. Sukses meniti jenjang pendidikan
dan karir vs gagal menempuh jenjang pendidikan dan karir.
d. Menikah vs tidak menikah (lambat
menikah)
e. Hubungan sosial yang sehat vs
menarik diri
Dalam menjalani
masa dewasa awal, ada beberapa masalah yang menjadi penghambat perkembangan. Diantara
penghambat yang sangat penting sehingga menyukarkan penguasaan tugas-tugas
perkembangan, diantranya:
a.
Latihan yang tidak berkesinambungan
(discontinuities); sebagai salah satu penghambat penguasaan tugas-tugas
perkembangan dewasa awal, berhubungan erat dengan pengalaman-pengalaman belajar
dan latihan masa lalu.
b.
Perlindungan yang berlebihan (over
protectiveness):
Bersangkutan dengan pola asuh orangtua yng pernah dialami dalam masa
kanak-kanak.
c.
Perpanjangan pengaruh-pengaruh
peer-group (prolongation of peer-group influences); Satu diantara
penghambat bagi orang dewasa awal dalam menguasai tugas-tugas perkembangan. Disini akan terlihat pengaruh kelompok-kelompok khusus bagi
perkembangan dewasa awal.
d.
Inspirasi-inspirasi
yang tidak realistis (unrealistic aspiration); Kesukaran-kesukaran dewasa awal, dapat ditimbulkan oleh
konsep-konsep yang tidak realistis dalam benak pada dewasa awal (yang baru
meninggalkan masa remaja) tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat
dicapai.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masa dewasa adalah masa yang sangat panjang (17 – 55 tahun), dimana sumber
potensi dan kemampuan bertumpu pada usia ini. Masa ini adalah peralihan dari
masa remaja yang masih dalam ketergantungan menuju masa dewasa, yang menuntut
kemandirian dan diujung fase ini adalah fase dewasa akhir, dimana kemampuan
sedikit demi sedikit akan berkurang. Sehingga masa dewasa awal adalah masa yang
paling penting dalam hidup seseorang dalam masa penitian karir/pekerjaan/sumber
penghasilan yang tetap.
Masa ini juga adalah masa dimana kematangan emosi memegang peranan penting.
Seseorang yang ada pada masa ini, harus bisa menempatkan dirinya pada situasi
yang berbeda; problem rumah tangga, masalah pekerjaan, pengasuhan anak, hidup
berkeluarga, menjadi warga masyarakat, pemimpin, suami/istri membutuhkan
kestabilan emosi yang baik.
Dewasa awal merupakan usia
reproduktif, usia
pemantapan letak kedudukan dan usia banyak masalah bahwa suatu masa yang juga memiliki cirri adanya
ketegangan dalam hal emosi, tidak ada salahnya di ketahui oleh remaja akhir. Pertama mereka dapat mempersiapkan diri menghadapi hal emosi
dan penyesuaian penyasuaian diri yang dituntutnya. kedua dalam masa remaja
mereka dapat juga mengetahui bahwa orang tua mereka dan kakak mereka yang
sedang berada dalam masa dewasa awal itu diliputi oleh banyak hal yang
menimbulkan ketegangan emosi dengan pengetahuan ini remaja dapatlah
menyesuaikan diri.
B.
Saran
Untuk memahami lebih lanjut tentang materi perkembangan pada usia dewasa awal , kami sarankan
agar pembaca membaca lagi buku-buku dan literatur yang sesuai agar menambah
ilmu yang lebih banyak lagi.
Daftar Pustaka
Monks,F.J.,
Knoers,A.M.P & Hadinoto S.R. 2001. Psikologi Perkembangan: Pengantar
dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Hurlock,E.B.1993.
Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi
kelima). Jakarta: Erlangga.
Santrock.2007. Perkembangan
Anak.Jilid 1.Jakarta: Erlangga
Santrock.2002. Life-Span
Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Mappiare, Andi.
1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional
Julius dkk.
1989. Melangkah Menuju Kedewasaan. Yogyakarta: Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar