A.
Karakteristik
Perkembangan Anak Usia Dini
a.
Karakteristik
Umum Anak Usia Dini
Mengenal
karakteristik peserta didik untuk kepentingan proses pembelajaran merupakan hal
yang penting. Adanya pemahaman yang jelas tentang karakteristik peserta didik
akan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran secara
efektif. Berdasarkan pemahaman yang jelas tentang karakteristik peserta didik,
para guru dapat merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaransesuai
perkembangan anak. Pembahasan berikut ini tidak akan mengurangi secara rinci
teori-teori perkembangan anak usia ini karena hal itu perlu kajian tersendiri.
Namun dalam uraian ini akan diidentifikasi sejumlah karakteridtik anak usia TK
untuk kepentingan pembahasan
pengelolaan kelas di TK.
Menurut
Mushtafa (2002) praktik pendidikan dan pengajaran anak usia dini selama
beberapa dasawarsa belakangan ini sangat dipengaruhi oleh teori perkembangan
Jean Piaget. Piaget mengkatagorikan empat tahapan perkembangan kognitif dan
afektif yang dilalui manusia. Menurut teori ini, anak-anak berkembang secara
kognitif melalui keterlibatan aktif dengan lingkungannya. Dikaitkan dengan
teori ini, perkembangan anak usia dini berada pada tahap berpikir
praoperasional (usia 2-7 tahun). Pada tahap ini perkembangan anak sudah
ditandai dengan per-kem-bangan bahasa dan berbagai bentuk representasi lainnya
serta perkem-bangan konseptual yang pesat. Proses berfikir anak berpusat pada
penguasaan simbol-simbol seperti kata-kata yang mampu mengung-kapkan pengalaman
masa lalu. Manipulasi symbol, termasuk kata-kata, merupakan karakteristik
penting dari tahap praoperasional. Hal ini tampak dalam meniru sesuatu yang tertunda
sehingga menghasilkan suatu tindakan yang telah dilihat di masa lalu dan dalam
imajinasi anak-anak atau pura-pura bermain (Piaget, 1951) yang dikutip Mussen,
Conger, Kagen dan Huston (1984). Nalar anak-anak pada tahap ini belum tampak
logis dan mereka cenderung sangat egosentris. Egosentris pada anak usia
prasekolah tidak berarti ia mementingkan diri sendiri, melainkan anak usia
prasekolah tidak dapat melihat sesuatu dari pandangan orang lain.
Anak-anak
usia 2-4 tahun menurut Musthafa (2002) mempunyai ciri sebagai berikut :
1.
Anak-anak
prasekolah mempunyai kepekaan bagi perkembangan bahasanya.
2.
Mereka
menyerap pengetahuan dan keterampilan berbahasa dengan cepat dan piawai dalam
mengolah input dari lingkungannya.
3.
Modus
belajar yang umumnya disukai adalah melalui aktivitas fisik dan berbagai
situasi yang bertautan langsung dengan minat dan pengalamannya.
4.
Walaupun
mereka umumnya memiliki rentang perhatian yang pendek, mereka gandrung
mengulang-ngulang kegiatan atau permainan yang sama.
5.
Anak-anak
prasekolah ini sangat cocok dengan pola pembelajaran lewat pengalaman konkret
dan aktivitas motorik.
Sementara
itu, anak-anak usia 5-7 tahun sebagai tahun-tahun awal memasuki sekolah dasar
mereka mempunyai ciri sebagai berikut :
- Kebanyakan anak-anak usia ini masih berada pad tahap berpikir praoperasional dan cocok belajar melalui pengalaman konkret dan dengan orientasi tujuan sesaat.
- Mereka gandrung menyebut nama-nama benda, medefinisikan kata-kata, dan mempelajari benda-benda yang berada di lingkungan dunianya sebagai anak-anak
- Mereka belajar melalui bahasa lisan dan pad tahap ini bahasanya telah berkembang dengan pesat, dan
- Pada tahap ini anak-anak sebagai pembelajar memerlukan struktur kegiatan yang jelas dan intruksi spesifik.
Usia dini
merupakan perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan perkembangan masa
selanjutnya. Berbagai studi yang dilakukan para ahli menyimpulkan bahwa
pendidikan anak sejak usia dini dapat memperbaiki prestasi dan meningkatkan produktivitas
kerja masa dewasanya.
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan
perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan
tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Adapun
menurut para ahli sebagai berikut :
- Erickson (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 1993 :
Mengemukakan bahwa “masa kanak-kanak
merupakan gambaran manusia sebagai manusia. Prilaku yang berkelainan pada masa
dewasa dapat dideteksi pada masa kanak-kanak”.
- Eric Fromm (1937)
Mengemukakan bahwa “orang yang
berkemungkinan menjadi neurotic adalah orang yang pernah mengalami
kesulitan-kesulitan dalam taraf yang serius, terutama disebabkan oleh pengalaman
pada masa kanak-kanak”.
Begitu pentingnya masa usia dini ini, sampai-sampai Sigmund Freud berpendapat
bahwa “Child is Father Of Man” (anak adalah ayah dari manusia), artinya
masa anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian masa dewasa
seseorang.
Secara umum, masa ini memiliki karakteristik atau sifat-sifat sebagai berikut
(M. Solehuddin dan Ihat Hatimah dalam M. Ali (Ed.), 2007: 1097-1098).
- Unik. Artinya sifat anak itu berbeda satu sama lainnya. Anak memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan masing-masing. Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak yang dapat diprediksi, pola perkembangan dan belajarnya tetap memiliki perbedaan satu sama lainnya.
- Egosentri. Anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Bagi anak, sesuatu itu akan penting sepanjang hal tersebut terkait dengan dirinya.
- Aktif dan Energik. Anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas. Selama terjaga dari tidur, anak seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernah bosan, dan tidak pernah berhenti dari aktivitas, terlebih lagi kalau anak dihadapkan pada suatu kegiatan yang baru dan menantang.
- Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Anak cenderung banyak memerhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya, terutama terhadap hal-hal yang baru.
- Eksploratif dan berjiwwa petualang. Terdorong oleh rasa ingin yahu yang kuat, anak lazimnya senang menjajal, mencoba, dan mempelajari hal-hal yang baru dibelinya. Kadang-kadang ia terlibat secara intensif dalam kegiatan memerhatikan, memainkan, dan melakukan sesuatu dengan benda-benda yang dimilikinya.
- Spontan. Prilaku yang ditampilkan anak umumnya relative asli dan tidak ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya. Ia akan marah kalau ada yang membuatnya jengkel, ia akan menangis kalau ada yang membuatnya sedih dan ia pun akan memperlihatkan wajah yang ceria kalau ada yang membuatnya bergembira, tidak peduli dimana dan dengan siapa ia berada.
- Senang dan kaya dengan fantasi. Anak senang dengan hah-hal yang imajinatif. Anak tidak saja senang terhadap cerita-cerita hayal yang disampaikan oleh oprang lain, tetapi ia sendiri juga senang bercerita kepada orang lain. Kadang-kadang ia juga dapat bercerita melebihi pengalaman aktualnya atau kadang-kadang bertanya tentang hal-hal yang gaib sekalipun.
- Masih mudah frustasi. Umumnya anak masih mudah frustasi, atau kecewa bila menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan. Ia mudah menangis atau marah bila keinginannya tidak terpenuhi. Kecendrungan prilaku anak seperti ini terkait dengan sifat egosentrisnya yang masih kuat, sifat spontanitasnya yang masih tinggi, serta rasa empatinya yang masih relative terbatas.
- Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu. Sesuai dengan perkembangan cara berpikirnya, anak lazimnya belum memiliki rasa pertimbangan yang matang, termasuk berkenaan dengan hal-hal yang membahayakan. Ia kadang-kadang melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya dan orang lain.
- Daya perhatian yang pendek. Anak lazimnya memiliki daya perhatian yang pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secara intrinsic menarik dan menyenangkan. Ia masih sangat sulit untuk duduk dan memperhatikan sesuatu dalam jangka waktu yang lama.
- Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman. Anak senang melakukan berbagai aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada dirinya. Ia senang mencari tahu tentang berbagai hal, mempraktekkan berbagai kemampuan dan keterampilan, serta mengembangkan konsep dan keterampilan baru. Namun tidak seperti orang dewasa cenderung banyak belajar dari pengalaman melalui interaksi dengan benda atau orang lain daripada belajar dari simbol.
i.
Semakin
menunjukkan minat terhadap teman. Seiring dengan bertambahnya usia dan
pengalaman sosial, anak semakin berminat terhadap orang lain. Ia mulai
menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dan berhubungan dengan teman-temannya.
Ia memiliki penguasaan perbendaharaan kata yang cukup untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
Anak usia
dini (0 – 8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan
karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas)
yaitu usia yang sangat berharga dYasminding usia-usia selanjutnya. Usia
tersebut merupakan fase kehidupan yang unik. Secara lebih rinci akan diuraikan
karakteristik anak usia dini sebagai berikut :
a.
Usia 0 - 1
tahun
Pada masa
bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa, paling cepat
dYasminding usia selanjutnya. Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar
dipelajari anak pada usia ini. Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat
dijelaskan antara lain :
1.
Mempelajari
ketrampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan
berjalan.
2.
Mempelajari
ketrampilan menggunakan panca indera, seperti melihat atau mengamati, meraba,
mendengar, mencium dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulutnya.
3.
Mempelajari
komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan kontrak sosial
dengan lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan
memperluas respon verbal dan non verbal bayi.
Berbagai
kemampuan dan ketrampilan dasar tersebut merupakan modal penting bagi anak
untuk menjalani proses perkembangan selanjutnya.
b.
Usia 2 – 3
tahun
Anak pada
usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya.
Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa
karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain :
1.
Anak sangat
aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan
observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang
dilakukan oleh anak terhadap benda-benda apa saja yang ditemui merupakan proses
belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati
grafik tertinggi dYasminding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari
lingkungan.
2.
Anak mulai
mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua
kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan
berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi
hati dan pikiran. Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi
anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi bukan
ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.
c.
Usia 4 – 6
tahun
Anak usia 4
– 6 tahun memiliki karakteristik antara lain :
1.
Berkaitan
dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal
ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
2.
Perkembangan
bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan
mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
3.
Perkembangan
kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak
yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hl itu terlihat dari seringnya
anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
4.
Bentuk
permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan sosial. Walaupun
aktifitas bermain dilakukan anak secara bersama.
d.
Usia 7 – 8
tahun
Karakteristik
perkembangan anak usia 7 – 8 tahun antara lain :
1.
Perkembangan
kognitif anak masih berada pada masa yang cepat. Dari segi kemampuan, secara
kognitif anak sudah mampu berpikir bagian per bagian. Artinya anak sudah mampu
berpikir analisis dan sintesis, deduktif dan induktif.
2.
Perkembangan
sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari otoritas orangtuanya. Hal ini
ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah
bergaul dengan teman sebaya.
3.
Anak mulai
menyukai permainan sosial. Bentuk permainan yang melibatkan banyak orang dengan
saling berinteraksi.
4.
Perkembangan
emosi anak sudah mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian
anak. Walaupun pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun pengalaman
anak sebenarnya telah menampakkan hasil.
Untuk
memahami karakteristik anak usia dini lebih lanjut, pada paparan berikut akan
diuraikan berbagai pendapat dari para ahli. Paparan ini membahas
karakteristik setiap aspek perkembangan, baik yang menyangkut fisik, psikis,
sosial, maupun moral-spiritual.
Yelon dan
Weinstein (1977: 15-17) mengemukakan karakteristik perkembangan anak usia dini
sebagai berikut :
Aspek Usia
|
Usia 1 - 3
|
Usia
Prasekolah
|
1.
Fisik
|
a.
Sangat
aktif.
b. Belajar
merangkak, brjalan, lari, memanjat, makan sendiri, bermain balok, dan
menggaruk.
c.
Belajar
kebiasaan ke toilet.
|
a.
Sangat
aktif.
b. Dapat
mengordinasikan mata dan tangan, melempar, menangkap, loncat, melompat,
menggambar, dan menulis.
c.
Dapat
belajar berbagai keterampilan tangan sederhana.
|
2.
Mental
|
a.
Perkembangan
bahasa dari menangis ke berbicara
b.
Belajar
konsep-konsep, seperti : warna, satu, dan banyak.
c.
Memandang
benda sebagai sesuatu yang dapat berprilaku.
|
a. Egosentris,
belum memahami pandangan atau perasaan orang lain.
b. Perkembangan
bahasa : dapat berbicara dalam bentukkalimat, perbendaharaan bahasanya sudah
bertambah banyak, dan sangat tertarik dengan kisah-kisah.
c. Memiliki
kesulitan untuk berpikir abstrak.
|
3.
Sosial
|
a.
Mulai
senang bermain di luar rumah.
b.
Menyenangi
nak-anak yang lain, tetapi belum bisa bermain dengan mereka.
|
a. Mulai
menghormati otoritas.
b. Sudah
dapat mengikuti aturan.
c. Sudah
dapat berteman, meskipun belum mempunyai teman yang tetap.
|
4. Emosional
|
1. Dapat
merespons terhadap kasih sayang dan persetujuan.
2. Masih
tergantung pada orang tua.
3. Berkembangnya
beberapa bentuk pernyataan perasaan dari yang sebelumnya hanya dengan
menangis.
|
1. Dapat
merespons terhadap kasih sayang dan persetujuan.
2. Mulai
memerhatikan tipe-tipe oaring, baik yang terkait dengan jenis kelamin,
peranan, maupun kemampuannya.
3. Dapat
merespons kegiatan rutin dengan baik.
4. dapat mengekspresikan
semua emosinya.
|
Respons Orang Dewasa (Orang Tua atau Guru)
|
1. Menanamkan
kedisiplinan yang ringan secara konsisten.
2. Memberikan
perlindungan tanpa bersikap “over protection”.
3. Berbicara
dengan anak dan merespons pembicaraannya.
4. Memberikan
kesempatan untuk aktif bergerak dan bereksplorasi.
5. Memberikan
penghargaan kepada prilaku anak yang baik.
|
1. Menanamkan
sikap tanggung jawab dan independen.
2. Menjawab
pertanyaan anak.
3. Membenikan
berbagai objek fisik untuk dieksplorasi.
4. Memberikan
pengalaman berinteraksi sosial melalui bekerja dengan kelompok kecil.
5. Membuat
program-program kegiatan, seperti menyanyi, dan menari.
6. Melakukan
berbagai kegiatan untuk mengembangkan bahasa anak, seperti: bercerita tentang
kisah-kisah, membuat klasifikasi (benda-benda atau hal lain), mendiskusikan
masalah-masalah sederhana, dan membuat peraturan.
|
Balitbang
Diknas (2002) mengemukakan karakteristik setiap aspek perkembangan bagi anak
usia dini sebagai berikut (karakteristik yang ditampilkan hanya sebagiannya).
1.
Fisik (0 - 12 Bulan) :
a.
Motorik
Halus.
·
Memegang,
mengambil, dan melempar benda (seperti balok).
·
Memegang
botol susu dalam mulutnya.
·
Bertepuk
tangan..
b.
Motorik
Kasar.
·
Mengangkat
kepala.
·
Membalikan
badan.
·
Merangkak.
·
Duduk dan
Berdiri.
·
Berjalan
sendiri beberapa langkah.
Fisik (1 - 3 Tahun) :
- Motorik Halus
·
Mencoret-coret
dengan alat tulis dan menggambar bentuk-bentuk sederhana (garis dan lingkaran
beraturan).
·
Bermain
dengan balok.
- Motorik Kasar.
·
Dapat
benjalan dengan lancar.
·
Mencoba
memanjat ketinggian (kursi, meja, atau tangga).
Fisik (4 - 6 Tahun) :
a.
Motorik
halus.
·
Dapat
mengurus sendiri.
·
Belajar
menggunting.
·
Menjahit
sederhana.
·
Melipat
kertas sederhana.
b.
Motonik
Kasar.
·
Berlari
dengan cepat.
·
Naik tangga.
·
Melompat di
tempat.
·
Dapat bangun
dari tidur tanpa berpegangan.
2.
Bahasa (0 - 12 Bulan) :
·
Menangis.
·
Mengoceh.
·
Bereaksi
ketika namanya dipanggil.
Bahasa (1 - 3 Tahun) :
·
Mengucapkan
kalimat terdiri dari dua kata.
·
Dapat
menggunakan bahasa isyarat.
·
Mengerti
perintah sederhana.
·
Dapat
menyebut nama dirinya.
·
Dapat
menggunakan kalimat tanya (seperti “apa ini?”).
·
Mengerti
larangan “jangan”.
Bahasa (4 - 6 Tahun) :
·
Menyebutkan
nama, jenis kelamin, umur, dan alamat rumah.
·
Berbicara
lancar dengan kalimat sederhana.
·
Dapat
menggunakan dan menjawab pertanyaan “apa”,“mengapa’
“dimana”,“berapa”,“bagaimana’, dan “kapan”.
·
Senang
mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana.
3.
Kognitif / Daya Cipta (0 - 12 Bulan) :
·
Mengamati
mainan.
·
Mengenal dan
membedakan wajah ayah dan ibu.
·
Memasukkan
benda ke dalam mulut.
Kognitif / Daya Cipta (1 - 3 Tahun)
:
·
Mulai
mengenal benda milik sendiri.
·
Mulai
mengenal konsep warna dan bentuk.
·
Meniru
perbuatan orang lain.
·
Menunjukkan
rasa ingin tahu yang besar dengan banyak bertanya.
·
Mengenal
makhluk hidup.
Kognitif / Daya Cipta (4 - 6 Tahun)
:
·
Dapat
menggunakan konsep waktu.
·
Dapat
mengelompokkan benda dengan berbagai cara (warna, ukuran, bentuk).
·
Mengenal
bermacam-macam rasa, bau, suara, ukuran, dan jarak.
·
Mengenal
sebab akibat.
·
Dapat
melakukan uji coba sederhana.
·
Mengenal
konsep bilangan.
·
Mengenal
bentuk-bentuk geometri.
·
Mengenal
alat untuk mengukur.
·
Mengenal
penambahan dan pengurangan dengan benda-benda.
4.
Sosial-Emosi (0 - 12 Bulan) :
·
Membalas
senyuman orang lain.
·
Menangis
sebagai reaksi terhadap perasaannya yang tidak nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar