A.
Pertukaran Ion Reaksi
Pertukaran
ion reaksi, salah satu dari kelas reaksi kimia antara dua senyawa
(masing-masing terdiri dari spesies dibebankan positif dan negatif
disebut ion ) yang melibatkan
pertukaran satu atau lebih komponen ionik. Ion adalah atom, atau kelompok atom,
yang menanggung positif atau negatif muatan listrik . Dalam berpasangan atau
kelipatan lain mereka membentuk substansi bahan kristal, termasuk garam meja . Ketika seperti zat ionik
dilarutkan dalam air, ion-ion dibebaskan-untuk-batas yang cukup dari pembatasan
yang menahan mereka dalam array kaku kristal, dan mereka bergerak dalam larutan
dengan kebebasan relatif. Bahan tidak larut tertentu bantalan muatan positif
atau negatif pada permukaan mereka bereaksi dengan ion solusi untuk
menghilangkan berbagai ion selektif, menggantinya dengan ion dari jenis
lainnya. Proses tersebut disebut pertukaran ion reaksi. Mereka digunakan dalam
berbagai cara untuk menghilangkan ion dari larutan dan untuk memisahkan ion
dari berbagai jenis dari satu sama lain. Pemisahan tersebut secara luas
digunakan di laboratorium ilmiah untuk efek pemurnian dan untuk membantu dalam
analisis campuran yang tidak diketahui. Ion-exchange bahan seperti
zeolit juga digunakan secara komersial untuk memurnikan air (antara
penggunaan lainnya) dan medis untuk melayani sebagai ginjal buatan dan untuk tujuan lain.
Alat
penukar ion ada 2 macam :
1.
Alat penukar ion dengan kolom ganda
2.
Alat penukar ion kolom tunggal (unggun campuran)
a.
Cara kerja kolom ganda
1. Pada
proses kolom ganda, air mentah mula-mula masuk kedalam penukar kation. Disini
semua kation yang terkandung dalam air (terutama ion kalsium, magnesium, dan
natrium) ditukar dengan ion hidrogen.
2. Dalam
kolom berikutnya yang berisi penukar anion, maka anion (terutama ion khlorida,
sulfat dan bikarbonat) ditukar dengan ion hidroksil. Ion hidrogen yang berasal
dari penukar kation dan ion hidroksil dari penukar anion akan membentuk ikatan
dan menghasilkan air.
3. Setelah
air terbentuk maka resin penukar ion harus diregenerasi.
b. Pelaksanaan Regenerasi
Pada Proses Kolom Ganda Sangat Sederhana
Kedalam kolom penukar kation dialirkan asam
khlorida encer dan kedalam kolom penukar anion dialirkan larutan natrium
hidroksida encer. Regeneran yang berlebihan selanjutnya dibilas dengan air.
2. Penukar Ion Kolom Tunggal
a. Cara kerja kolom tunggal
Pada proses kolom tunggal, resin penukar kation dan
penukar anion dicampur menjadi satu dalam sebuah kolom tunggal. Dengan proses
ini dapat dicapai tingkat kemurnian air yang jauh lebih tinggi daripada dengan
proses kolom ganda. Sebaliknya, pada proses kolom tunggal regenerasi resin
penukar lebih kompleks.
b. Langkah-langkah kerja
pada regenerasi kolom tunggal
Pemisahan resin penukar kation dan penukar anion
dengan klasifikasi menggunakan air (pencucian kembali dari bawah ke atas).
Dalam hal ini resin penukar anion yang lebih ringan (berwarna lebih terang)
akan berada diatas resin penukar kation yang lebih berat (berwarna lebih
gelap).
c. Proses regenerasi dalam
kolom tunggal :
1.
Untuk regenerasi, regeneran bersama dengan air
dialirkan melewati kedua lapisan resin, asam khlorida encer (HCl) dialirkan
dari bawah ke atas melewati resin penukar kation dan dikeluarkan dari kolom
pada ketinggian lapisan pemisah.
2.
Larutan natrium hidroksida encer (NaOH) dialirkan
dari atas ke bawah melewati resin penukar anion, juga dikeluarkan pada
ketinggian lapisan pemisah. Kelebihan kedua regeneran kemudian dicuci dengan
air.
3.
Ketinggian permukaan air dalam kolom diturunkan dan
kedua resin penukar dicampur dengan cara memasukkan udara tekan dari ujung
bawah kolom.
4.
Pencucian ulang kolom tunggal dengan air dari atas
ke bawah sampai alat ukur konduktivitas menunjukkan kondisi kemurnian air yang
diinginkan.
Sekarang instalasi siap untuk dioperasi lagi, baik
pada instalasi pelunakan maupun pada instalasi demineralisasi air, maka
pengalihan dari kondisi operasi ke proses regenerasi, pelaksanaan regenerasinya
sendiri, dan pengalihan kembali ke kondisi. Beberapa jenis
proses pertukaran sering juga digabungkan bersama. Misalnya untuk meringankan
beban kolorn utama dari instalasi unggun campuran (untuk meningkatkan
perforinansinya) dapat dipasang sebuah kolom pelunak air di depannya.
A. Penggunaan kromatografi Pertukaran ion
Sampel
cair yang mengandung ion atau logam ini bisa diketahui atau dianalisis dengan
menggunakan teknik kromatografi ion (ion chromatography). Dengan menggunakan
teknik kromatografi ion, anda bisa memastikan ion-ion atau logam secara
kualitatif ataupun kuantitatif dari sampel. Dalam waktu yang singkat, ion-ion
positif (kation) seperti : Na+, NH4+, K+,
Mg2+, Ca2+, Ag+, Cu2+, Fe2+ dan sejumlah kation lainnya atau ion-ion negatif (anion) seperti :
F-, PO43-, Cl-, NO2-,
Br-, SO42-, CN-, I-, IO3-,
dan sejumlah jenis anion lainnya dapat diketahui secara pasti kepekatan
perjumlahnya. Bahkan lebih dari itu, berbagai jenis ion (anion atau kation)
dalam sampel, dapat ditentukan secara serentak (simultaneous) dalam satu
kromatogram (one chromatogram run).
Pada
umumnya, anion dan kation dapat diketahui dan dipisahkan dengan menggunakan
teknik pemisahan. Atau dengan kata lain, untuk sekali injek sampel saja ke
dalam sistem kromatografi ion, berbagai-bagai puncak kromatogram (chromatogram
peaks) dari anion atau kation akan muncul. Inilah salah satu yang menjadikan
teknik ini lebih populer, bukan saja sensitivitas dan selektivitasnya, tetapi
juga waktu analisisnya yang relatif singkat dan juga hasilnya yang maksimal.
Teknik
kromatografi ion merupakan salah satu subset dari kromatografi, khususnya
kromatografi cair (LC=liquid chromatography). Teknik ini dapat menentukan
kepekatan spesies ion-ion (anion atau kation) dengan memisahkannya berdasarkan
pada interaksinya dengan Resin yang ada dalam kolom pemisah dan mobile phase
yang digunakan. Spesies ion-ion ini kemudian dapat dipisahkan (separated) dalam
kolom tersebut berdasarkan pada jenis, ukuran dan afiniti elektronnya.
Campuran
anion dan kation dalam suatu sampel dapat diketahui dan jumlah ion-ion tersebut
dapat ditentukan dalam waktu yang relatif singkat (relatively short time).
Suatu ion dalam sampel dengan kepekatan yang sangat rendah, masih bisa diukur
dengan teknik ini. Disebabkan itulah, teknik kromatografi ion menjadi pilihan
bagi peneliti dalam mengetahui ion yang ada dalam sampel cair, karena teknik
ini mempunyai kemampuan menentukan kepekatan ion atau logam pada level ppt
(parts per trillion). Ia juga mudah digunakan serta tidak rumit dalam
pengendalian peralatan ini.
Pada
umumnya, aplikasi teknik ini lebih menjurus kepada teknik mengetahui ion-ion
non organik serta ion-ion organik di mana berat molekul relatif kecil, dan/atau
ion-ion organik dengan berat molekul yang besar dapat diketahui dengan baik
dengan didahului persiapan sampel yang baik.
B. Komponen
dasar kromatografi ion (Alat)
Penulis pun sampai saat ini terus
mengonsentrasikan diri dalam pengembangan metode analisis dalam kromatografi
ion serta pengaplikasiannya dalam berbagai sampel air. Gambar 1 memperlihatkan
rangkaian alat atau komponen dasar yang biasa dipakai dalam teknik kromatografi
ion, yang terdiri atas:
1.
Eluent, yang berfungsi sebagai fase gerak yang akan
membawa sampel tersebut masuk ke dalam kolom pemisah.
2.
Pompa, yang berfungsi untuk mendorong eluent dan
sampel tersebut masuk ke dalam kolom. Kecepatan alir ini dapat dikontrol dan
perbedaan kecepatan bisa mengakibatkan perbedaan hasil
3.
Injektor, tempat memasukkan sampel dan kemudian
sampel dapat didistribusikan masuk ke dalam kolom.
4.
Kolom pemisah ion, berfungsi untuk memisahkan
ion-ion yang ada dalam sampel. Keterpaduan antara kolom dan eluent bisa
memberikan hasil/puncak yang maksimal, begitu pun sebaliknya, jika tidak ada
kesesuaian, maka tidak akan memunculkan puncak.
5.
Detektor, yang berfungsi membaca ion yang lewat ke
dalam detektor.
6.
Rekorder data, berfungsi untuk merekam dan mengolah
data yang masuk.
Gambar 1. Rangkaian dasar komponen kromatograf
Gambar 2
menunjukkan dua buah kolom; kolom pemisah kation dan kolom pemisah anion. Kolom
pemisah inilah yang menjadi inti dalam teknik pemisahan kromatografi ion. Benda
inilah yang bisa memisahkan ion-ion tersebut ketika sampel dilewatkan ke
dalamnya, sehingga puncak yang muncul secara bergantian dan berurutan. Bisa
diibaratkan dalam tubuh manusia bahwa kolom ini adalah sebagai jantung pada
manusia, sehingga tanpa jantung, manusia tidak bisa hidup. Demikian halnya pada
teknik ini, tanpa adanya kolom pemisah, maka tidak akan mungkin terjadi
pemisahan ion (Weiss, 1995).
Gambar 2.
Dua buah kolom pemisah kation dan anion
DAFTAR
PUSTAKA
Saputra,
Dede Pratama. 2013. Kromatografi Penukar
Ion. (Online). (http://kc12engineer.blogspot.com/2013/06/kromatografi-pertukaran-ion.html,
diakses tanggal 29 Mei 2014).
Sitompul,
Vera. 2013. Pengolahan Limbah Cair.
(Online). (http://vsitompul.blogspot.com/2013/04/pengolahan-limbah-cair-dengan.html, diakses
tanggal 29 Mei 2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar