KATA PENGANTAR
Puji Syukur
kami panjatkan ke-hadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, Pembuatan Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada
waktunya, Adapun tujuan penulisan Materi ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Pengantar Pendidikan, pada semester I, di tahun ajaran 2012, dengan
judul Perkiraan Masyarakat Masa Depan dan Upaya Pendidikan Dalam
Mengantisipasi Masa Depan. Fokus pada Perkiraan dan Antisipasi
masyarakat di masa depan Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk
lebih mengenal Karakteristik kehidupan di masa depan.
Dalam
penyelesaian Makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat kemajauan IPTEK
saat ini dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Materi ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami
mengucapkan terima kasih kepadaOrang Tua dan keluarga kami tercinta yang banyak
memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun
spiritual. Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, Pencarian Materi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
Penyusunan Materi yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami,
semoga Materi yang sederhana ini, dapat memberi Kontribusi dalam Mata Kuliah
Pengantar Pendidikan.
Tim Penyusun
Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pedidikan selalu
bertumpuh pada kesejateraan, yakni pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan
dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan masa depan atau
melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestariakn nilai-nilai luhur sosial
kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa tersebut.
Melalui dengan pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk
menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun
tuntutan karena pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dan akhirnya,
melalui pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang akan dipilih masa kini
sebagai upaya mewujukan aspirasi dan harapan di masa depan. Dalam UU-RI No. 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan antara
lain bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang.
B. Tujuan.
1)
Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan, serta pranan
factor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
arus komunikasi yang semakin padat dan cepat, serta kebutuhan yang meningkat
dalam layanan professional terhadap masyarakat di masa depan tersebut.
2)
Memahami berbagai upaya pendidikan untuk mengantisipasi masa depan, baik yang
berkenan dengan penyiapan manusia maupun yang berkenan dengan perubahan
sosio-kultural, serta pengembangan sarana pendidikan untuk mendukung
upaya-upaya yang sedang atau akan dilaksanakan.
C. Manfaat.
Bagi mahasiswa
calon tenaga kependidikan, utamanya guru, kajian tentang masyarakat masa depan
tersebut berdampak ganda, yakni untuk dirinya sendiri serta pada gilirannya
kelak untuk siswa-siswanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkiraan Masyarakat Masa
Depan.
Pendidikan
selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu.
Demikian pula di Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar
kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-kultural merupakan
salah satu dasar utama dalam menentukan arah kepada program-program pendidikan
baik program pendidikan sekolah maupun program pendidikan luar sekolah. Dari
sisi lain pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan
pengembangan kebudayaan setiap masyarakat. Di dalam UU no 2 Tahun 1989 tentang
sistim pendidikan nasional dinyatakan bahwa “dalam kehidupan suatu bangsa
pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan
kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.” Melalui upaya pendidikan
kebudayaan di wariskan dan di pelihara oleh setiap generasi bangsa. Serentak
dengan itu upaya pendidikan di arahkan pula untuk mengembangkan kebudayaan itu.
Kebudayaan yang dimaksudkan dalam arti luas yaitu “ keseluruhan gagasan dan
karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari
hasil budi dan karyanya itu (koentjaraninggrat, 1974: 19). Kebudayaan itu
dapat:
1) Berwujud
ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2)
Berwujud kelakuan yankni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3)
Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia.(Koentjaraningrat 1974:
15-22).
Kajian
masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu
merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan
demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa
depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat
mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri
masyarakat di masa depan yaitu:
a. Kecenderungan
Globalisasi yang Makin Kuat.
Istilah
globalisasi (asal kata: global yang berararti secara umumnya,
utuhnya,kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan akan tanpa
tapal batas administrasi negara, dunia menjadi amat tarnsparan, serta saling
ketergantungan antar bangsa didunia semakin besar; dengan kata lain:
“menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu kesatuan.” Menurut Emil salim
(1990; 8-9)
Terdapat empat
bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya
dobraknya, yakni:
1.
Bidang IPTEK yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat utamanya
dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti computer dan satelit.
Kekuatan pertama gelombang globalisasi ini membuat bumi seakan-akan menjadi
sempit dan transparan. Globalisasi IPTEK tersebut memeberi orientasi baru dalam
bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.
2.
Bidang Ekonomi yang mengarah ke Ekonomi Regional dan Ekonomi Global tanpa
mengenal batas-batas Negara. Di berbagai bagian dunia telah berkembang
kelompok-kelompok Ekonomi Regional. Gejala lainnya adalah makin meluasnya
perusahaan Multi Nasional sebagai perusahaan raksasa yang kakinya tertanam kuat
di berbagai Negara. Globalisai Ekonomi telah menyebabkan Negara hanya bertapal
batas politik saja, sedangkan dari segi ekonomi semakin kabur.
3. Bidang
Lingkungan Hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan
Internasional, yang mencapai puncaknya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
bumi , atau nama resminya: konferensi PBB mengenai Lingkungan Hidup dan
Pembangunan (UNCED), pada awal Juni 1992 di Rio De Jeneiro, Brasil. Kerusakan
ke berbagai Negara di sekitarnya, bahkan mengancam keselamatan Planet ini. Oleh
karena itu, diperlukan wawasan dan kebijakan yang tepat dalam bidang
pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan hidup, atau
pembangunan yang berwawasan lingkungan.
4.
Bidang Pendidikan dalam kaitannya dengan Identitas Bangsa, termasuk Budaya
Nasional dan Budaya-budaya Nusantara. Disamping terpaan tentang gagasan-gagasan
dalam Pendidikan Globalisasi terjadi pula secara langsung menerpa setiap
individu Manusia melalui Buku, Radio, Televisi, dan Media lainnya.
Di samping
keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak dalam Bidang
Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia, Paham Demokrasi dan sebagainya.
Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat
dihindari. Oleh karen itu, banyak gagasan dalam menghadapi globalisasi yang
menekankan perlunya berpikir dan berwawasan global namun harus tetap
menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan keadaan nyata disekitarnya.
b. Perkembangan llmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan
IPTEK yang makin cepat dalam Era Globalisasi merupakan salah satu ciri utama
dari masyarakat masa depan. globalisasi perkembangan IPTEK tersbut dapat
berdampak positif ataupun negatif, tergantung pada kesiapan bangsa beserta
kondisi sosial-budayanya untuk menerima limpahan Informasi atau Teknologi
tersebut. Segi positifnya antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan
IPTEK yang terjadi di dunia. Sedangkan segi negatifnya akan timbul apabila
kondisi sosial-budayanya belum siap menerima limpahan itu ( Pratiwi Sudarsono,
1990: 14-15). Percepatan perkembangan IPTEK tersebut terkait dengan
Landasan
Ontologism, Epistemologis, dan Aksiologisnya (Filsafat Ilmu, 1981: 9-15). IPTEK
membantu mengembangkan peranti yang dapat mengatasi berbagai kekurangan atau
keterbatasan alat indera, dan pada gilirannya, peranti itu sangat membantu
mengebangkan IPTEK itu sendiri. Globalisasi perkembangan IPTEK yang cepat
tersebut adalah peluang dan tantangan. Terbuka peluang bagi kita untuk
mengikuti perkembangan IPTEK tersebut secara dini sebaliknya apabila masyarakat
belum siap menerimanya, maka akan berubah menjadi tantangan.
c. Perkembangan Arus Komunikasi Yang
Semakin Padat dan Cepat.
Pada umumnya
Bentuk Komunikasi Langsung (Verbal atau Non Verbal) di kenal sebagai Komunikasi
Antar Pribadi (Interpersonal Communication), baik Komunikasi Antar Orang
(Dyadic communication), maupun Komunikasi Dalam Kelompok Kecil (Small Group
Communication) dengan ciri pokok adanya dialog diantara pihak pihak yang
berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan Monolog
adalah Komunikasi Publik, yang dibedakan atas Komunikasi Pembicara-Pendengar
(Speker Audience Communication). Beberapa unsur proses komunikasi yaitu:
1. Sumber
pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau prilaku yang diinginkan oleh
pengirim pesan.
2.
Penyandian (Encoding), yakni pengubahan atau penerjemahan isi pesan kedalam
bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
3.
Transmisi (Pengiriman) pesan.
4. Saluran.
5.
Pembukasandian (decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang di terima kedalam
isi pesan oleh penerima.
6. Reaksi
Internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
7.
Gangguan atau Hambatan (Noise) yang dapat terjadi pada semua unsur dasar
lainnya.
Perkembangan
komunikasi dengan arus informasi yang makin padat dan akan di percepat di masa
depan mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut.
d. Penigkatan Layanan
Profesional.
Salah satu ciri
penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan
profesionalisme dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena
perkembangan IPTEK akan makin cepat serta perkembangan arus informasi yang
semakin padat dan Tepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas
wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi. Oleh karena
itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih
baik, termasuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan yang diberikan oleh
pemangku profesi tertentu, atau layanan professional, akan semakin penting
untuk kebutuhan masyarakat tersebut.
Status
professional memerlukan persyaratan yang berat, sehingga tidak semua jenis
pekerjaan dapat memperolehnya. Sehinga tuntutan mutu layanan professional tersebut
semakin tinggi pula hal itu menuntut suatu kerja sama antar tenaga professional
yang semakin erat. Dengan demikian, kualitas hidup dan kehidupan manusia dalam
masyarakat di masa depan akan lebih baik lagi.
B. Upaya Pendidikan Dalam
Mengantisipasi Masa Depan.
Masyarakat masa
depan dengan ciri globalisasi, kemajuan IPTEK, dan kesempatan menerima arus
informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya, telah memerlukan warga yang mau
dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan
situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang
sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan
pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan
secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik. Pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya merupakan kunci keberhasilan Bangsa dan Negara Indonesia dalam abad
21 yang akan datang untuk itu diperlukan:
1.
Tuntutan Bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Setiap upaya
manusia untuk menyesuaikan diri terhadap Konstelasi Dunia pada masanya (pada
masa lampau, kini, akan datang) adalah proses Modernisasi sebagai perkiraan
masyarakat masa depan. Berdasarkan acuan normatif yang berlaku (UU RI No.
2/1989 beserta peraturan pelaksanaanya) telah ditetapkan rumusan tujuan
Pendidikan di Indonesia, yang dapat di anggap sebagai profil manusia Indonesia
di masa depan, salah satu ketentuan penting dalam perundang-undangan tersebut
adalah ketetapan Pendidikan dasar sembilan tahun. Tuntutan manusia Indonesia di
masa depan diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan dimasa depan tersebut. Beberapa diantaranya
seperti: Ketanggapan terhadap berbagai masalah Sosial, Politik, Kultural, dan Lingkungan.
Kreativitas didalam menemukan alternatif pemecahannya. Efisiensi dan Etos kerja
yang tinggi. Upaya Mengantisipasi Masa Depan.
2.
Perubahan Nilai dan Sikap.
Nilai dan sikap
memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai
merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan kaidah yang akan menjadi rujukan
perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti
Agama, Hukum, Adat istiadat, Moral, dan sebagainya, baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis. Bagi bangsa Indonesia dengan masyarakat yang majemuk
terjadi variasi system nilai dan tata kelakuan ( sebagai wujud ideal dari
Kebudayaan Nusantara). Salah satu pengaruh nilai akan tampak dalam sikap
(Attitude) seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum, maka sikap selalu
terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecenderungan untuk bertindak
sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut ( dapat positif ataupun negatif).
Sebagai kemampuan internal, kemungkinan berbagai alternative untuk bertindak.
Dalam sikap dapat dibedakan atas tiga Aspek, yaitu: Aspek Kognitif, Aspek
Afektif, dan Aspek Konatif. Perubahan nilai dan sikap dalam rangka
mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat
diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian dan aspek
pembaruan. Nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian dan kebudayaan
Indonesia seyogyanya akan tetap dilestarikan, agar terhindar dari krisis
identitas.
3.
Pengembangan Kebudayaan.
Salah satu
upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan
dengan pengembangan Kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan
dengan sarana kehidupan manusia. Kebudayaan mencakup unsur-unsur mulai dari
System Religi, Kemasyarakatan, Pengetahuan, Bahasa, Kesenian, Mata Pencaharian,
sampai dengan System Teknologi dan Peralatan (Koentjaraningrat,1974:12). Unsur
terakhir tersebutlah yang paling mudah berubah dibandingkan dengan unsur
lainnya; akan tetapi, perubahan masyarakat Indonesia dari masyarkat pertanian ke
masyarakat industri dan masyarakat informasi telah meyebabkan keseluruhan
unsur-unsur tersebut akan mengalami pengaruh yang kuat. Oleh karena itu,
manusia Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh budaya setempat (sesuai etnis
yang ada di Nusantara) dan Budaya Indonesia (yang berkembang dari puncak
Budaya–budaya Nusantara tersebut), tetapi juga menerima berbagai pengaruh
“Budaya Dunia” (Refleksi, 1990: 3-4). Dalam menghadapi berbagai pengaruh
tersebut setiap individu diharapkan dapat menyelaraskannya dengan baik, agar
dapat menyesuaikan diri dengan dunia yang selau berubah tersbut dengan
berhasil. Saling pengaruh dalam pengembangan Kebudayaan di dunia ini, merupakan
hal lumrah.
4.
Pengembangan Sarana Pendidikan
Pendidikan
merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena
Pendidikan selalu berorientasi pada penyiapan peserta didik untuk berperan
di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pengembangan sarana pendidikan
sebagai salah satu prasyarat utama untuk menjemput masa depan dengan segala
kesempatan dan tantangannya.
Khusus untuk
menyongsong Era Globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal
yang secara khusus memerlukan perhatian dalam Bidang Pendidikan. Santoso S.
Hamijoyo (1990:33) mengemukakan lima strategi dasar dalam Era Globalisasi
tersebut yakni :
1)
Pendidikan untuk pengembangan IPTEK ,dipilih terutama dalam bidang-bidang yang
vital, seperti Manufacturing Pertanian, sebagai modal utama untuk menghadapi
globalisasi.
2) Pendidikan
untuk pengembangan Keterampilan Manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang
relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrument operasional
untuk berkiprah dalam globalisasi.
3)
Pendidikan untuk pengelolaan Kependudukan, Lingkungan, Keluarga Berencana, dan
Kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnnya
system pendukung kehidupan manusia.
4)
Pendidikan untuk pengembangan System Nilai, termasuk Filsafat, Agama dan
Teknologi demi ketahanan sosial-budaya termasuk persatuan dan kesatuan Bangsa.
5)
Pendidikan untuk mempertinggi Mutu Tenaga Kependidikan dan Kepelatihan,
termasuk Pengelola Sistem Pendidikan Formal dan Non Formal, demi penggalakan
peningkatan pemerataan Mutu, Relevansi, dan Efeisiensi sumber daya manusia
secara keseluruhan.
Khusus untuk
Pendidikan Tinggi, terdapat kecenderungan berkembangnya pola pemecahan masalah
secara multi disiplin. Oleh karena itu, diperlukan suatu program pendidikan
yang kuat dalam dasar keahlian yang akan memperluas wawasan keilmuan dan
membuka peluang kerjasama dengan bidang keahlian lainnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan
selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang.
Dengan demikian, Pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat
masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan
cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk
sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1.
Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.
2.
Perkembangan IPTEK yang makin cepat.
3.
Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat.
4.
Kebutuhan/ tuntutan peningkatan layanan professional dalam berbagai segi
kehidupan manusi. Keseluruhan hal itu telah mulai tampak pengaruhnya masa kini,
serta diperkirakan akan makin penting peranannya di masa depan.
Masyarakat masa
depan dengan ciri globalisasi, kemajuan IPTEK, dan kesempatan menerima arus
informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya, telah memerlukan warga yang mau
dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan
situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang
sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan
Pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan
secara menyeluruh dengan pendekatan Sistematik-sistematik. Pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia
dalam abad 21 yang akan datang untuk itu diperlukan:
1.
Tuntutan bagi manusia masa depan.
2. Upaya
mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan perubahan
nilai dan sikap sebagai manusia modern, pengembangan kehidupan dan kebudayaan,
serta pengembangan sarana pendidikan.
Daftar Pustaka
- Prof. Dr. Tirtarahardja U dan Drs. La Sulo S. L., 2005, Pengantar Pendidikan, Jakarta; Rineka Cipta.
- http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/14/bab-iv-perkiraan-dan-antisipasi-terhadap-masyarakat-masa-depandoc/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar