Laman

Rabu, 02 Oktober 2013

Makalah PPD- Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini


TUGASD PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tentang :
“Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini”






Disusun Oleh :
Sri Murniati
F17112009

Program Studi Pendidikan Kimia Reguler B
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Unuversitas Tanjungpura
2013



 

A.      Konsep Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Kognitif merupakan salah satu aspek terpenting dari perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan perkembangan kognitif yaitu pengetahuan bagaiman individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Kognisi adalah istilah umum yang mencakup mode pemahaman imajinasi penilaian dan penalaran. Kognisi sendiri dipertentangakan dengan konasi (kemauan) dan afeksi (perasaan). Perkembangan kognitif menurut piaget dianataranya adalah yang pertama pembelajarana yang aktif, merasa ingin tahu dan berusaha mencari informasi untuk dipahami. Yang kedua anak belajar dari pengalaman dan dari apayang dia telah lakukan . yang ketiga anak menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui proses asimilasi dan akomiodasi. Yang keeempat proses ekullibrasi menunjukan peningkatan ke bentuk prmikiran yang kompleks. Konsep ini di sebut keseimbangan maksutnya adalah seseorang mampu menggunakan asimilasi dan akomodasi secara seimbang.
Anak merupakan individu yang berbeda dengan orang dewasa. Dimana pada masa ini mereka sangat membutuhkan peran serta orang lain terutama orang tua dan keluarga sekitar mereka tinggal. Anak merupakan pribadi unik yang pada masa ini mereka menyusun pola tingkah laku, karakter, kecerdasan dan emosinya kelak. Dari sini peran orang tua dengan orang disekitar sangat diperlukan untuk menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini kita mengenal teori kecerdasan Multiple Intelligence yang dicetuskan prof. Howard Gardner yaitu bahwa setiap manusia paling tidak memiliki 8 kecerdasan yaitu linguistik, logika-matematika, intrapersonal, interpersonal, musikal, naturalis, visual-spasial, dan kinestetik. Kedelapan kecerdasan ini bekerja sama dalam satu jalinan yang unik dan rumit. Setiap manusia memiliki delapan kecerdasan ini dengan kadar yang berbeda-beda. (Adi W. Gunawan. 2004 : 218-222)
Howard Gardner mendefinisikan sendiri kecerdasan sebagai “...kecerdasan bukanlah benda yang dapat dilihat dan dihitung, kecerdasan adalah potensi (bisa dianggap potensi pada level sel) yang dapat atau tidak dapat diaktifkantergantung dari nilai suatu kebudayaan tertentu, kesempatan yang tersedia dalam kebudayaan itu dan keputusan yang dibuat pribadi dan atau keluarganya, guru, sekolah dan yang lain.”
Perkembangan intelektual berfokus pada bagaimana mengembangkan prilaku kognitif anak. Sebagian besar psikologi terutama kognitivitas ( ahli psikolog kognitif) berkayakinan bahwa proses perkembangan kognitif manusia dimulai sejak ia baru lahir. Bekal dan modal dasar perkembangan manusia yakni kapasitas motorik dan kapasitas sensorik sampai batas tertentu, juga dipengaruhi oleh aktivitas ranah kognitif. Campur tangan sel-sel otak pada perkembangan bayi baru dimulai setelah ia berusia 5 bulan saat kemampuan sensoriknya( seperti melihat dan mendengar) mulai tampak.

B. Analisis Perkembangan Kognitif  Anak Usia Dini
Penelitian neurologi dan kajian pendidikan usia dini cukup memberi bukti betapa pentingnya stimulasi sejak dini dalam mengoptimalkan seluruh potensi anak (Jalal,2013). Salah satu perkembangan yang penting mendapat perhatian lebih adalah perkembangan kognitif anak. Bloom menyebutkan bahwa tingkat perkembangan mental yaitu perkembangan intelektual, tingkah laku sosial sangat pesat ketika anak masih usia dini. Separuh dari perkembangan intelektual anak berlangsung sebelum anak berusia 4 tahun. Dalam suatu penyelidikan longitudinal mengenai kecerdasan yang dilakukan Bloom ditemukan bahwa kira-kira 50% variebelitas kecerdasan intelektual orang dewasa telah ada pada usia 4 tahun, 30% berikutnya pada usia 8 tahun dan 20% berikutnya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.
Hasil penelitian Bloom menegaskan bahwa 4 tahun pertama adalah dimana kurun waktu seorang anak sangat peka terhadap kaya atau miskinya lingkungan stimulasi. Selam kurun waktu tersebut umumnya perbedaan kecerdasan anak dengan lingkungan yang kaya stimulun dengan yang miskin stimulun kira –kira 10 unit IQ, selanjutnya 6 unit sampai usia 4-8 tahun(Bloom dalam Saidah,2003 :54)
Ditinjau dari segi neourologi, perkembangan kognitif anak usia dini berhubungan erat dengan otak. Sekian fakta menunjukan adanya hubungan antara gerakan, rasa kulit, keseimbangan, dengan emosi. Hal ini menyatakan secara langsung adanya hubungan antara pusat-pusat fungsi tersebut di dalam otak yang terbentuk pada usia dini. Anak yang biasa menerima stimulus pada 3 tahun pertama kehidupannya, memiliki IQ 20 poin lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak menerima rangsangan, sebaliknya anak yang tidak banyak menerima stimulus pada awal usianya , mempunyai ukuran otak 20-30% lebih kecil dari ukuran normal. Disamping itu stimulasi awal dapat mereduksikecelakaan anak pada usia rawan hingga 80%.Lebih lanjut ditegaskan bahwa stimulasi yang diberikan pada anak usia lima tahun atau lebih sudah sangat terlambat.
Gunarsa menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan perkembangan apek-aspek struktur intelektual yang digunakan untuk mengetahui sesuatu sebagai hasil interaksi dinamis antara pengaruh kematangan organisme dan lingkungan. Lingkungan dalam konsep pembahasan ini adalah guru yang memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif anak.

C. Masalah Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Anak- anak pada periode pra-operasional cendrung untuk memusatkan perhatian mereka pada ciri-ciri yang paling menarik dari suatu stimulus. Piaget menyebutkan kecendrungan untuk memusatkan perhatian . Anak-anak usia ini kurang memiliki kecendrungan untuk tidak memusatkan, mereka tidak dapat merenungkan dan  mengintegrasikan berbagai karakteristik stimulus. Ini yang menyebabkan timbulnya masalah perkembangan kognitif pada anak usia dini.
Keterbatasan lain dalam pemikiran pra-operasional melibatkan ketidak mampuan anak berpikir maju dan berpikir mundur dalam rangkaian kegiatan berpikir  yang disebut piglet “irreversibelitas” (tidak bersifat bolak-balik). Suatu proses berpikir yang reversibel dapat bergerak mundur dan dapat bergerak maju sepanjang mata rantai unsur-unsur pemikiran tanpa menyebabkan distorsi pada unsur-unsur pemikiran tersebut.Anak-anak pada massa pra-operasional tidak dapat berpikir dengan gerak seperti itu tanpa menimbulkan distorsi pada unsur-unsur pemikiran tersebut.
Keterbatasan lain pada periode ini ialah kenyataan bahwa anak tidak dapat melaksanakan penalaran secara rasional. Penalaran dari periode ini berlatih dari bersifat khusus ke sifat lainnya dan tidak bergerak bolak-balik. Mereka melopat pada kesimpulan berhubungan  dengan  sebab akibat hanya berdasarkan dari stimulus (tinggi) tetapi gagal untuk mengkonpensasikan perubahan dimensi ini dengan turut memperhitungkan perubahan dalam dimensi lain (lebar dan dalam).


D. Pembahasan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Menurut Piaget, tahap perkembangan kognitif anak usia dini mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua  sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangankan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Dipermulaan tahapan ini,mereka cendrung egosentris,yaitu mereka tidak dapat memahami tempatnya didunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan,kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif disaat ini dan menganggap setap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Tugas tersebut harus dikuasai dan diselesaikan oleh individu, sebab tugas perkembangan ini akan sangat mempengaruhi pencapaian perkembangan pada masa perkembangan berikutnya. Menurut Havighurst, jika seorang individu gagal menyelesaikan tugas perkembangan pada satu fase tertentu, maka ia akan mengalami kegagalan dalam pencapaian tugas perkembangan pada masa berikutnya.

Pada setiap masa perkembangan individu, ada berbagai tugas perkembangan yang harus dikuasai, adapun tugas perkembangan masa kanak-kanak menurut Carolyn Triyon dan J. W. Lilienthal (Hildebrand, 1986 : 45) adalah sebagai berikut :

a) Berkembang menjadi pribadi yang mandiri. Anak belajar untuk berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan dapat memenuhi segala kebutuhannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya di usia Taman Kanak-kanak.

b) Belajar memberi, berbagi dan memperoleh kasih sayang. Pada masa Taman Kanak-kanak ini anak belajar untuk dapat hidup dalam lingkungan yang lebih luas yang tidak hanya terbatas pada lingkungan keluarga saja, dalam masa ini anak belajar untuk dapat saling memberi dan berbagi dan belajar memperoleh kasih sayang dari sesama dalam lingkungannya.

c) Belajar bergaul dengan anak lain. Anak belajar mengembangkan kemampuannya untuk dapat bergaul dan berinteraksi dengan anak lain dalam lingkungan di luar lingkungan keluarga.

d) Mengembangkan pengendalian diri. Pada masa ini anak belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Anak belajar untuk mampu mengendalikan dirinya dalam berhubungan dengan orang lain. Pada masa ini anak juga perlu menyadari bahwa apa yang dilakukannya akan menimbulkan konsekuensi yang harus dihadapinya.

e) Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat. Anak belajar bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada berbagai jenis pekerjaan yang dapat dilakukan yang dapat menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat menghasilkan jasa bagi orang lain. Contoh, seorang dokter mengobati orang sakit, guru mengajar anak-anak di kelas, pak polisi mengatur lalu lintas, dan lain sebagainya.

f) Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing. Pada masa ini anak perlu mengetahui berbagai anggota tubuhnya, apa fungsinya dan bagaimana penggunaannya. Contoh, mulut untuk makan dan berbicara, telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan sebagainya.

g) Belajar menguasai ketrampilan motorik halus dan kasar. Anak belajar mengkoordinasikan otot-otot yang ada pada tubuhnya, baik otot kasar maupun otot halus. Kegiatan yang memerlukan koordinasi otot kasar diantaranya berlari, melompat, menendang, menangkap bola dan sebagainya. Sedangkan kegiatan yang memerlukan koordinasi otot halus adalah pekerjaan melipat, menggambar, meronce dan sebagainya.

h) Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan. Pada masa ini diharapkan anak mampu mengenal benda-benda yang ada di lingkungan, dan dapat menggunakannya secara tepat. Contoh, anak belajar mengenal ciri-ciri benda berdasarkan ukuran, bentuk, dan warnanya. Selain dari itu, anak dapat membandingkan satu benda dengan benda lain berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki benda tersebut.

i) Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami anak/orang lain. Anak belajar menguasai berbagai kata-kata baru baik yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, maupun berinteraksi dengan lingkungannya.
Contoh, anak dapat menyebutkan nama suatu benda, atau mengajak anak lain untuk bermain, dan sebagainya.

j) Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan. Pada masa ini anak belajar mengembangkan perasaan kasih sayang terhadap apa-apa yang ada dalam lingkungan, seperti pada teman sebaya, saudara, binatang kesayangan atau pada benda-benda yang dimilikinya


Seorang anak yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya belum berkembang dengan sempurna. Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak.
Masa usia dini merupakan Periode emas yang merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewat  berarti habislah peluangnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk  pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.




Soal-soal :
1.      Berikut ini yang bukan merupakan susunan pribadi unik yang ada pada masa anak usia dini adalah...
a.      pola tingkah laku
b.       Ketelitian
c.        karakter
d.       Emosinya

2.       Menurut teori kecerdasan Multiple Intelligence yang dicetuskan prof. Howard Gardner . Ada berapa kecerdasan yang ada pada manusia ?
a.      6
b.      7
c.       8
d.      9

3.      Berfokus pada apa Perkembangan intelektual pada anak?
a.      Mengembangkan prilaku kognitif anak.
b.      Mengembangkan karakter anak.
c.       Mengembangkan Pola pikir anak.
d.      Mengembangkan kecerdasan anak.

4.      Berapa persenkah variebelitas kecerdasan intelektual orang dewasa telah ada pada usia 4 tahun?
a.      20%
b.      30%
c.       40%
d.      50%

5.      Ditinjau dari segi neourologi anak yang tidak banyak menerima stimulus pada awal usianya akan ...
a.      Sulit memahami maksud orang sekitarnya
b.      Merasa tidak percaya diri
c.       Mempengaruhi pola tingkah laku anak
d.      Mempunyai ukuran otak 20-30% lebih kecil dari ukuran normal.

6.      Disebut apakah dimana anak tidak dapat memahami tempatnya didunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan satu sama lain?
a.      imajinatifs
b.      intelektual
c.       empatisentris
d.      egosentris

7.      Disebut apakah suatu tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan individu?
a.      Tugas pertumbuhan
b.      Tugas penambahan
c.       Tugas perkembangan
d.      Tugas terstuktur

8.      Siapa yang mengatakan bahwa, “Jika seorang individu gagal menyelesaikan tugas perkembangan pada satu fase tertentu, maka ia akan mengalami kegagalan dalam pencapaian tugas perkembangan pada masa berikutnya.”  ?
a.       Bloom
b.      Carolyn Triyon
c.       Havighurst
d.      Carolyn Triyon

9.      Menurut Piaget, tahap perkembangan kognitif anak usia dini mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul pada usia  berapa?
a.       Usia dua  sampai enam tahun
b.      Usia satu sampai enam tahun
c.       Usia dua sampai tujuh tahun
d.      Usia satu sampai tujuh tahun


10.  Pekerjaan melipat dan menggambar merupakan  kegiatan yang memerlukan koordinasi otot?
a.       Otot polos
b.      Otot halus
c.       Otot kasar
d.      Otot lurik

Kunci jawaban :
1.        B
2.        C
3.        A
4.        D
5.        D
6.        D
7.        C
8.        C
9.        A
10.    B



Daftar Pustaka :
Hildebrand, Verna. (1986). Introduction to Early Childhood Education, 4 th, ed. New
York : Mac Millan Publishing Co.
Saidah, E. S. 2003. “Pentingnya Stimulasi Mental Dini”. Jurnal Imiah Pendidikan Anak Dini Usia. No. 01. hlm. 50-55.

 Adi, W. Gunawan, 2004. Genius Learning Strategy, Petunjuk praktis untuk menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Nurihsan, Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik, Bandung : Sekolah Pasca Sarjana UPI
http://www.docstoc.com/docs/136249317/Pengembangan-Kognitif-Pada-Anak-Usia-Dini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar