TUGASD PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tentang
:
“Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini”
Disusun
Oleh :
Sri
Murniati
F17112009
Program
Studi Pendidikan Kimia Reguler B
Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Unuversitas
Tanjungpura
2013
A. Konsep Perkembangan Kognitif
Anak Usia Dini
Kognitif merupakan
salah satu aspek terpenting dari perkembangan peserta didik yang berkaitan
dengan pengetahuan perkembangan kognitif yaitu pengetahuan bagaiman individu
mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Kognisi adalah istilah umum yang
mencakup mode pemahaman imajinasi penilaian dan penalaran. Kognisi sendiri
dipertentangakan dengan konasi (kemauan) dan afeksi (perasaan). Perkembangan
kognitif menurut piaget dianataranya adalah yang pertama pembelajarana yang
aktif, merasa ingin tahu dan berusaha mencari informasi untuk dipahami. Yang
kedua anak belajar dari pengalaman dan dari apayang dia telah lakukan . yang
ketiga anak menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui proses asimilasi dan
akomiodasi. Yang keeempat proses ekullibrasi menunjukan peningkatan ke bentuk
prmikiran yang kompleks. Konsep ini di sebut keseimbangan maksutnya adalah
seseorang mampu menggunakan asimilasi dan akomodasi secara seimbang.
Anak merupakan individu yang berbeda dengan orang dewasa.
Dimana pada masa ini mereka sangat membutuhkan peran serta orang lain terutama
orang tua dan keluarga sekitar mereka tinggal. Anak merupakan pribadi unik yang
pada masa ini mereka menyusun pola tingkah laku, karakter, kecerdasan dan emosinya
kelak. Dari sini peran orang tua dengan orang disekitar sangat diperlukan untuk
menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini kita mengenal teori
kecerdasan Multiple Intelligence yang dicetuskan prof. Howard Gardner yaitu
bahwa setiap manusia paling tidak memiliki 8 kecerdasan yaitu linguistik, logika-matematika,
intrapersonal, interpersonal, musikal, naturalis, visual-spasial, dan
kinestetik. Kedelapan kecerdasan ini bekerja sama dalam satu jalinan yang unik
dan rumit. Setiap manusia memiliki delapan kecerdasan ini dengan kadar yang
berbeda-beda. (Adi W. Gunawan. 2004 : 218-222)
Howard Gardner mendefinisikan sendiri kecerdasan sebagai
“...kecerdasan bukanlah benda yang dapat dilihat dan dihitung, kecerdasan adalah
potensi (bisa dianggap potensi pada level sel) yang dapat atau tidak dapat
diaktifkantergantung dari nilai suatu kebudayaan tertentu, kesempatan yang
tersedia dalam kebudayaan itu dan keputusan yang dibuat pribadi dan atau
keluarganya, guru, sekolah dan yang lain.”
Perkembangan intelektual berfokus pada bagaimana
mengembangkan prilaku kognitif anak. Sebagian besar psikologi terutama
kognitivitas ( ahli psikolog kognitif) berkayakinan bahwa proses perkembangan
kognitif manusia dimulai sejak ia baru lahir. Bekal dan modal dasar
perkembangan manusia yakni kapasitas motorik dan kapasitas sensorik sampai
batas tertentu, juga dipengaruhi oleh aktivitas ranah kognitif. Campur tangan
sel-sel otak pada perkembangan bayi baru dimulai setelah ia berusia 5 bulan saat
kemampuan sensoriknya( seperti melihat dan mendengar) mulai tampak.
B. Analisis
Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Penelitian neurologi dan kajian pendidikan usia dini cukup
memberi bukti betapa pentingnya stimulasi sejak dini dalam mengoptimalkan seluruh
potensi anak (Jalal,2013). Salah satu perkembangan yang penting mendapat
perhatian lebih adalah perkembangan kognitif anak. Bloom menyebutkan bahwa
tingkat perkembangan mental yaitu perkembangan intelektual, tingkah laku sosial
sangat pesat ketika anak masih usia dini. Separuh dari perkembangan intelektual
anak berlangsung sebelum anak berusia 4 tahun. Dalam suatu penyelidikan
longitudinal mengenai kecerdasan yang dilakukan Bloom ditemukan bahwa kira-kira
50% variebelitas kecerdasan intelektual orang dewasa telah ada pada usia 4
tahun, 30% berikutnya pada usia 8 tahun dan 20% berikutnya pada pertengahan
atau akhir dasawarsa kedua.
Hasil penelitian Bloom menegaskan bahwa 4 tahun pertama
adalah dimana kurun waktu seorang anak sangat peka terhadap kaya atau miskinya
lingkungan stimulasi. Selam kurun waktu tersebut umumnya perbedaan kecerdasan
anak dengan lingkungan yang kaya stimulun dengan yang miskin stimulun kira
–kira 10 unit IQ, selanjutnya 6 unit sampai usia 4-8 tahun(Bloom dalam
Saidah,2003 :54)
Ditinjau dari segi neourologi, perkembangan kognitif anak
usia dini berhubungan erat dengan otak. Sekian fakta menunjukan adanya hubungan
antara gerakan, rasa kulit, keseimbangan, dengan emosi. Hal ini menyatakan
secara langsung adanya hubungan antara pusat-pusat fungsi tersebut di dalam
otak yang terbentuk pada usia dini. Anak yang biasa menerima stimulus pada 3
tahun pertama kehidupannya, memiliki IQ 20 poin lebih tinggi dibandingkan
mereka yang tidak menerima rangsangan, sebaliknya anak yang tidak banyak menerima
stimulus pada awal usianya , mempunyai ukuran otak 20-30% lebih kecil dari
ukuran normal. Disamping itu stimulasi awal dapat mereduksikecelakaan anak pada
usia rawan hingga 80%.Lebih lanjut ditegaskan bahwa stimulasi yang diberikan
pada anak usia lima tahun atau lebih sudah sangat terlambat.
Gunarsa menyatakan bahwa perkembangan
kognitif merupakan perkembangan apek-aspek struktur intelektual yang digunakan
untuk mengetahui sesuatu sebagai hasil interaksi dinamis antara pengaruh
kematangan organisme dan lingkungan. Lingkungan dalam konsep pembahasan ini
adalah guru yang memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif anak.
C. Masalah Perkembangan
Kognitif Anak Usia Dini
Anak- anak pada periode pra-operasional cendrung untuk
memusatkan perhatian mereka pada ciri-ciri yang paling menarik dari suatu
stimulus. Piaget menyebutkan kecendrungan untuk memusatkan perhatian . Anak-anak
usia ini kurang memiliki kecendrungan untuk tidak memusatkan, mereka tidak
dapat merenungkan dan mengintegrasikan
berbagai karakteristik stimulus. Ini yang menyebabkan timbulnya masalah
perkembangan kognitif pada anak usia dini.
Keterbatasan lain dalam pemikiran pra-operasional melibatkan
ketidak mampuan anak berpikir maju dan berpikir mundur dalam rangkaian kegiatan
berpikir yang disebut piglet “irreversibelitas”
(tidak bersifat bolak-balik). Suatu proses berpikir yang reversibel dapat
bergerak mundur dan dapat bergerak maju sepanjang mata rantai unsur-unsur
pemikiran tanpa menyebabkan distorsi pada unsur-unsur pemikiran tersebut.Anak-anak
pada massa pra-operasional tidak dapat berpikir dengan gerak seperti itu tanpa
menimbulkan distorsi pada unsur-unsur pemikiran tersebut.
Keterbatasan lain pada periode ini ialah kenyataan bahwa anak
tidak dapat melaksanakan penalaran secara rasional. Penalaran dari periode ini
berlatih dari bersifat khusus ke sifat lainnya dan tidak bergerak bolak-balik.
Mereka melopat pada kesimpulan berhubungan
dengan sebab akibat hanya
berdasarkan dari stimulus (tinggi) tetapi gagal untuk mengkonpensasikan
perubahan dimensi ini dengan turut memperhitungkan perubahan dalam dimensi lain
(lebar dan dalam).
D. Pembahasan
Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Menurut Piaget, tahap
perkembangan kognitif anak usia dini mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul
antara usia dua sampai enam tahun. Dalam
tahapan ini, anak mengembangankan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai
merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka
masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Dipermulaan tahapan
ini,mereka cendrung egosentris,yaitu mereka tidak dapat memahami tempatnya
didunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan satu sama lain. Mereka
kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang sekitarnya. Tetapi seiring
pendewasaan,kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak
memiliki pikiran yang sangat imajinatif disaat ini dan menganggap setap benda
yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
Tugas perkembangan merupakan suatu
tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Tugas
tersebut harus dikuasai dan diselesaikan oleh individu, sebab tugas
perkembangan ini akan sangat mempengaruhi pencapaian perkembangan pada masa
perkembangan berikutnya. Menurut Havighurst, jika seorang individu gagal
menyelesaikan tugas perkembangan pada satu fase tertentu, maka ia akan
mengalami kegagalan dalam pencapaian tugas perkembangan pada masa berikutnya.
Pada setiap masa perkembangan
individu, ada berbagai tugas perkembangan yang harus dikuasai, adapun tugas
perkembangan masa kanak-kanak menurut Carolyn Triyon dan J. W. Lilienthal
(Hildebrand, 1986 : 45) adalah sebagai berikut :
a) Berkembang menjadi pribadi yang
mandiri. Anak belajar untuk berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab
dan dapat memenuhi segala kebutuhannya sendiri sesuai dengan tingkat
perkembangannya di usia Taman Kanak-kanak.
b) Belajar memberi, berbagi dan
memperoleh kasih sayang. Pada masa Taman Kanak-kanak ini anak belajar
untuk dapat hidup dalam lingkungan yang lebih luas yang tidak hanya terbatas
pada lingkungan keluarga saja, dalam masa ini anak belajar untuk dapat saling
memberi dan berbagi dan belajar memperoleh kasih sayang dari sesama dalam
lingkungannya.
c) Belajar bergaul dengan anak lain.
Anak belajar mengembangkan kemampuannya untuk dapat bergaul dan berinteraksi
dengan anak lain dalam lingkungan di luar lingkungan keluarga.
d) Mengembangkan pengendalian diri.
Pada masa ini anak belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan tuntutan
lingkungannya. Anak belajar untuk mampu mengendalikan dirinya dalam berhubungan
dengan orang lain. Pada masa ini anak juga perlu menyadari bahwa apa yang
dilakukannya akan menimbulkan konsekuensi yang harus dihadapinya.
e) Belajar bermacam-macam peran
orang dalam masyarakat. Anak
belajar bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada berbagai jenis pekerjaan yang
dapat dilakukan yang dapat menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhannya dan dapat menghasilkan jasa bagi orang lain. Contoh, seorang
dokter mengobati orang sakit, guru mengajar anak-anak di kelas, pak polisi
mengatur lalu lintas, dan lain sebagainya.
f) Belajar untuk mengenal tubuh
masing-masing. Pada masa ini anak perlu mengetahui berbagai anggota tubuhnya,
apa fungsinya dan bagaimana penggunaannya. Contoh, mulut untuk makan dan
berbicara, telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan sebagainya.
g) Belajar menguasai ketrampilan
motorik halus dan kasar. Anak belajar mengkoordinasikan otot-otot yang ada
pada tubuhnya, baik otot kasar maupun otot halus. Kegiatan yang memerlukan
koordinasi otot kasar diantaranya berlari, melompat, menendang, menangkap bola
dan sebagainya. Sedangkan kegiatan yang memerlukan koordinasi otot halus adalah
pekerjaan melipat, menggambar, meronce dan sebagainya.
h) Belajar mengenal lingkungan fisik
dan mengendalikan. Pada masa ini diharapkan anak mampu mengenal benda-benda
yang ada di lingkungan, dan dapat menggunakannya secara tepat. Contoh, anak
belajar mengenal ciri-ciri benda berdasarkan ukuran, bentuk, dan warnanya.
Selain dari itu, anak dapat membandingkan satu benda dengan benda lain
berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki benda tersebut.
i) Belajar menguasai kata-kata baru
untuk memahami anak/orang lain. Anak belajar menguasai berbagai kata-kata baru
baik yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, maupun
berinteraksi dengan lingkungannya.
Contoh, anak dapat menyebutkan nama
suatu benda, atau mengajak anak lain untuk bermain, dan sebagainya.
j) Mengembangkan perasaan positif
dalam berhubungan dengan lingkungan. Pada masa ini anak belajar mengembangkan
perasaan kasih sayang terhadap apa-apa yang ada dalam lingkungan, seperti pada
teman sebaya, saudara, binatang kesayangan atau pada benda-benda yang
dimilikinya
Seorang anak
yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi-fungsi
fisik maupun psikisnya belum berkembang dengan sempurna. Hal yang dibutuhkan
anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan
sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk
belajar, dan bimbingan serta arahan kearah perkembangan yang optimal. Dengan
begitu menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada
dalam diri anak.
Masa usia dini merupakan Periode emas yang merupakan periode kritis bagi
anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh
terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa
emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewat berarti habislah
peluangnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian
rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan
untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional
(sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan
dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Soal-soal :
1.
Berikut
ini yang bukan merupakan susunan pribadi unik yang ada pada masa anak usia dini
adalah...
a. pola tingkah laku
b. Ketelitian
c. karakter
d. Emosinya
2.
Menurut teori kecerdasan Multiple Intelligence
yang dicetuskan prof. Howard Gardner . Ada berapa kecerdasan yang ada pada
manusia ?
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
3.
Berfokus
pada apa Perkembangan intelektual pada anak?
a. Mengembangkan prilaku kognitif anak.
b. Mengembangkan karakter anak.
c. Mengembangkan Pola pikir anak.
d. Mengembangkan kecerdasan anak.
4.
Berapa
persenkah variebelitas kecerdasan intelektual orang dewasa telah ada pada usia
4 tahun?
a. 20%
b. 30%
c. 40%
d. 50%
5.
Ditinjau
dari segi neourologi anak yang tidak banyak menerima stimulus pada awal usianya
akan ...
a. Sulit memahami maksud orang
sekitarnya
b. Merasa tidak percaya diri
c. Mempengaruhi pola tingkah laku anak
d. Mempunyai ukuran otak 20-30% lebih
kecil dari ukuran normal.
6.
Disebut apakah dimana anak tidak dapat
memahami tempatnya didunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan satu
sama lain?
a. imajinatifs
b. intelektual
c. empatisentris
d. egosentris
7.
Disebut apakah suatu tugas yang muncul dalam suatu
periode tertentu dalam kehidupan individu?
a. Tugas pertumbuhan
b. Tugas penambahan
c. Tugas perkembangan
d. Tugas terstuktur
8. Siapa yang
mengatakan bahwa, “Jika seorang individu gagal menyelesaikan tugas perkembangan
pada satu fase tertentu, maka ia akan mengalami kegagalan dalam pencapaian
tugas perkembangan pada masa berikutnya.” ?
a.
Bloom
b.
Carolyn Triyon
c.
Havighurst
d.
Carolyn Triyon
9. Menurut
Piaget, tahap perkembangan kognitif anak usia dini mengikuti tahapan
sensorimotor dan muncul pada usia
berapa?
a.
Usia dua
sampai enam tahun
b.
Usia satu sampai enam tahun
c.
Usia dua sampai tujuh tahun
d.
Usia satu sampai tujuh tahun
10. Pekerjaan
melipat dan menggambar merupakan
kegiatan yang memerlukan koordinasi otot?
a.
Otot polos
b.
Otot halus
c.
Otot kasar
d.
Otot lurik
Kunci
jawaban :
1.
B
2.
C
3.
A
4.
D
5.
D
6.
D
7.
C
8.
C
9.
A
10.
B
Daftar Pustaka :
Hildebrand,
Verna. (1986). Introduction to Early Childhood Education, 4 th, ed. New
York
: Mac Millan Publishing Co.
Saidah, E. S. 2003.
“Pentingnya Stimulasi Mental Dini”. Jurnal Imiah Pendidikan Anak Dini Usia. No.
01. hlm. 50-55.
Adi, W. Gunawan, 2004. Genius Learning
Strategy, Petunjuk praktis untuk menerapkan Accelerated Learning. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Nurihsan,
Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik, Bandung : Sekolah Pasca
Sarjana UPI
http://www.docstoc.com/docs/136249317/Pengembangan-Kognitif-Pada-Anak-Usia-Dini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar