IKATAN
KIMIA
3 Jenis utama dalam
ikatan , yakni :
1.
Ikatan kovalen antara pasangan atom
(ikatan pusat-dua)
2.
Ikatan kovalen terdelokalisasi
(pusat-banyak)
3.
Ikatan ion
Tumpang
Tindih Orbital
Sebagai panduan dasar kualitatif untuk menilai ada
tidaknya ikatan, kriteria mengenai tumpang-tindih orbital-orbital atom netto
yang positif merupakan manfaat yang
tidak sejalan. Akibatnya, pertama-tama akan ditinjau pengujian terhadap tumpang
tindih tersebut. Bila dua atom saling menghampiri cukup dekat sampai satu orbital
dari setiap atom memiliki amplitudo yang besar dalam daerah ruang yang dipunyai
bersama, dikatakan bahwa orbital-orbital tumpang-tindih. Besarnya amplitudo
bisa positif, negatif, atau nol, bergantung kepada sifat-sifat orbital-orbital
yang terlibat.
Tumpang-tindih bertanda positif bila bertindihan
kedua orbital mempunyai tanda sama + atau - . tumpang-tindih bertanda negatif
bila daerah pertindihan kedua orbital mempunyai tanda berlawanan.
Tumpang-tindih yang tepat nol terjadi bila terdapat daerah pertindihan yang
tepat sama dengan tanda berlawanan.
Molekul-Molekul
Diatom Heteronuklir
Perluasan teori kualitatif bagi molekul diatom
homonuklir ke molekul heteronuklir, seperti CO dan NO tidaklah sulit. Ini
tergantung pada masuknya fakta bahwa kedua set orbital atom yang berinteraksi
mempunyai energi yang berbeda. Dimana molekul-molekul isoelektronik N2
dan CO dibandingkan maka akan timbul perbandingan 1). Sekalian orbital atom
oksigen terletak pada energi lebih rendah daripada orbital-orbital atom C yang
sesuai, karena oksigen memiliki muatan inti dua satuan lebih tinggi. 2). Pemisahan energi 2s-2p lebih besar bagi O daripada
bagi C.
Teori
Orbital Molekul bagi Molekul Poliatom
Metode orbital molekul dapat berlaku umum terhadap
molekul-molekul yang lebih besar. Penerapan teori OM yang lebih umum dan sangat
pentingdalam molekul-molekul poliatom, meliputi ikatan dalam deret planar. Satu golongan penting yang
secara kualitatif serupa walau secara terinci berbeda adalah spesies simetris
dengan rumus umum AB3 yang planar. Contoh-contoh yang penting adalah BF3,
CO32- , dan NO3-
Pendekatan
Ikatan Terlokalisasi, Keadaan valensi dan Hibridisasi
Pengikatan dalam molekul poliatom dapat juga
diperlakukan sebagai himpunan ikatan terlokalisasi antara pasangan-pasangan
atom yang berdekatan. Keadaan valensi
Bila kulit valensi hanya memiliki satu orbital yang terisi, dan elektron-elektronnya
berpasangan . Dilain pihak, bila ia membentuk dua ikatan , dengan menggunakan
satu elektron masing-masing dari kedua atom lainnya , ia mula-mula harus
diletakan ke keadaan dimana setiap elektron terletak pada orbital yang
berlainan, dan setiap spin harus saling dipisahkan, agar siap untuk berpasangan
spin elektron pada atom yang akan digunakan untuk pengikatan. Bila berada dalam
keadaan ini, atom tersebut disebut beradadalam keadaan valensi. Hibridisasi (orbital tercampur) suatu
atom yang hanya memiliki orbital-orbital s dan p dalam valensi dapat membentuk 3 jenis orbital hibrida,
bergantung pada banyaknya elektron yang
tersedia untuk membentuk ikatan : hibrida sp memberikan molekul linier, hibrida
sp2 memberikan molekul
segitiga planar, dan hibrida sp3 memberikan molekul tetrahedral.
Bila tersedia orbital-orbital d beserta orbital-orbital s dan p maka akan menghasilkan ikatan hibridisasi oktatahedral (d2sp3), hibridisasi
segi empat planar (dsp2), hibridisasi tetrahedral(sd3),
hibridisasi bipiramidal-trigonal(dsp3), dan hibridisasi piramidal-segiempat (dsp3).
Resonansi
Konsep resonansi dapat dinilai dari segi energi.
Dapat ditunjukan bahwa hibrida resonansi harus memiliki energi lebih rendah ,
yakni lebih stabil, daripada struktur tunggal manapun. Hal inilah yang
menerangkan fakta bahwa molekul berada dalam struktur hibrida daripada sebagai
struktur yang manapun. Kasus lain dikenal sebagai pemerian resonansi dapat
dapat digunakan untuk menerangkan orde
ikatan pecahan. Satu jenis tertentu dari resonansi yang perlu disebut khusus
adalah resonansi kovalen-ionik. Ini
digunakan untuk menghitung selisih keelektronegatifan , atas dasar bahwa
sumbangan ionik atau polar pada ikatan menyebabkan lebih kuat daripada ikatan
kovalen murni saja.
Ikatan
Berpusat Banyak dalam Molekul Tuna Elektron
Sejauh ini hanya ditinjau molekul-molekul yang
mempunyai cukup banyak elektron, paling sedikit untuk membiarkan penggunaan
satu pasang elektron antara dua atom berdekatan yang saling mengikat. Namun
dalam beberapa molekul, tidak cukup terdapat elektronuntuk membiarkan terjadi
satu (ataulebih) pasangan elektron antara setiap pasangan atom yang berdekatan.
Molekul semacam ini tuna elektron.
Bentuk
Molekul
Pembahasan akan dibatasi kasus-kasus yang penting
mengenai molekul-molekul dimana atom pusat A memiliki berbagai atom lain yang
terikat padanya, tetapi tidak terikat sesamanya. Banyak molekul sederhana dan
yang penting , maupun ion-ion kompleks adalah dari jenis ini, karenanya untuk
mempunyai cara sederhana memang bermanfaat dalam meramalkan dan mengaitkan
strukturnya. Model Tolakan Pasangan
Elektron Kulit Valensi (VSEPR), model ini didasari gagasan sederhana bahwa
elektron-elektron disekeliling atom pusat A akan membentuk pasangan(dengan spin
yang berlawanan), dan pasangan-pasangan tersebut akan cendrung sejauh mungkin
saling berjauhan , agar tolakan elektrostatistiksesamanya sekecil-kecilnya. Hibridisasi atau Teori Valensi Terarah , menurut
perlakuan ini arah ikatan ditentukan oleh set orbital hibrida pada atom pusat
yang digunakan untuk membentuk ikatan ke atom-atom ligan, dan untuk memegang
pasangan yang tidak digunakan bersama. Model Ikatan Berpusat Tiga, model yang
didasari oleh orbital valensi terarah, tetapi sama sekali mengabaikan orbital d.
Panjang
Ikatan dan Jari-Jari kovalen
Ditinjau dari iaktan tunggal antara atom-atom yang
sama, misalnya Cl-Cl, dapat ditetapkan jari-jari kovalen ikatan tunggal suatu
atom yakni setengah panjang ikatannya. Ikatan ganda akan lebih pendek daripada
ikatan tunggal yang sesuai. Akibatnya jari-jari ikatan rangkap rangkap dua dan
rangkap tiga dapat juga ditetapkan. Bagi unsur-unsur C,N, dan O yang membentuk
paling banyak ikatan ganda, ikatan rangkap dua dan rangkap tiga jari-jariny
berturut-turut 0.87 dan 0.78 jari-jari ikatan tunggalnya. Hibridisasi suatu atom mempengaruhi jari-jari
kovalen, karena orbital-orbital s lebih mengalami penyusutandaripada
orbital-orbital p, jari-jari turun dengan bertambahnya sifat s. Bila terdapat
perbedaan keelektronegatifan yang besar antaradua atom, panjang ikatan biasanya
lebih kecil daripada jumlah jari-jari kovalen, kadang-kadang cukup besar
selisihnya.
Pengemasan
Molekul , Jari-Jari van der Waals
Bila molekul-molekul dikemas bersama dalam wujud
cair dan padat, saling mendekatinya dibatasi oleh gaya tolakan jarak pendek,
yang terjadi dari pertindihan daerah luar yang membaur dari awan elektron
atom-atom. Jarak sebenarnya yang memisahkan kedua molekul agar diam ditentukan
oleh kesamaan nilai gaya tarikan dan gaya tolakan. Juga terdapat gaya-gaya
tarikan jarak pendek yang lemah antara molekul-molekul, sebagai hasil dari
gaya-gaya dipol permanen,dipol-dipol berfluktuasi, yang nilai rata-rata
waktunya dalam molekul manapun adalah nol. Secara bersamaan, sekalian gaya
tarikan dan gaya tolakan yang bukan ionik ataupun kovalen disebut gaya van der Waals.Kedua gaya tarikan
dan tolakan tersebut, dalam garis besarnya adalah besaran tetap yang meliputi
sejumlah besaran molekul, jari jarak antara molekul-molekul dalam fase
terkondensasi tidak begitu berbeda. Sebagai hasilnya dapat dibuat daftar
jari-jari van der Waals, yang memberikan jarak antara inti yang khas antara
atom-atom bertetanggaterdekat dalam berbagai molekul dalam fase terkondensasi.
Jari-jari van der Waals jauh lebih besar dari pada jari-jari kovalen dan pada
garis besarnya adalah konstan bagi spesies isoelektronik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar