Laman

Jumat, 11 Juli 2014

Hanya Waktulah yang Mengerti Cinta



 
“sri, kemarilah!!”, teriak temanku dari kejauhan.
Sontak akupun berlari menuju teman-temanku. Singkat cerita tentang diriku, nama lengkapku Sri Murniati biasa dipanggil sri, yah semua pasti tidak asing lagi mendengar seseorang yang bernama sri. Karna nama sri itu sangat banyak di Indonesia.. Banyak orang yang beranggapan nama sri adalah nama yang pasaranlah, kunolah, kampunganlah dan sebagainya.. Biarlah orang berkata apapun dan beranggapan apapun tentang diriku dan namaku, aku adalah aku, bukanlah seseorang yang sempurna dan tidak bisa disamakan dengan yang lain. Aku adalah seseorang yang berbeda dari yang lainnya, memiliki segudang cerita yang selalu mewarnai setiap langkah-langkah hidupku. Aku bersekolah di salah satu SMA yang cukup terkenal di kotaku, disekolahku banyak anak-anak yang berasal dari keluarga kaya dan memiliki otak yang cemerlang. Tak ayal lagi sekolahku ini merupakan sekolah favorit dikotaku, banyak anak yang memimpikan sekolah disini. Aku termasuk salah seorang yang bisa dikatakan “beruntung” , memiliki otak manusia pada rata-ratanya, dan berasal dari keluarga yang bisa dibilang sangat-sangat sederhana. Karna sekolah ini begitu populer, banyak sekali kegiatan yang harus dijalani selama kami menuntut ilmu disini. Dan salah satunya yang membuat kami berada diisini, yakni tugas membuat film yang bertemakan cerita rakyat.
“gimana kalau kita ambil gambar disini, sepertinya lokasi disini lumayan bagus”, kata temanku menunjukan hutan yang berada disalah satu Universitas dikotaku.
Aku melihat ke segala penjuru yang ada di hutan ini, angin berhembus menyapa rsmbutku ysng tergersi. Dan mataku mulai tertuju pada satu pemandangan, pemandangan yang cukup unik yakni hutan ini memiliki satu pendopo yang bertingkat 2, tetapi rasanya lokasi ini  tidak cocok untuk tema cerita rakyat.
“kita coba cari tempat lain aja dulu yah”, sambil menggelengkan kepalaku..
“yaudah, sepertinya hari semakin sore kita pulang aja yuk !” seru temanku mengajak kami semua pulang.
Aku dan teman-temanku segera meninggalkan tempat ini.. tak beberapa lama hpku bergetar.. sontak akupun mengeluarkan segera hpku..
“cieee.. pacar tersayangnya sms”, ujar temanku sambil senyum-senyum kepadaku.
“pacar dari mana? Dari Hongkong.. hahaha”
“iya nih, srikan belum punya pacar.. sembarangan aja mulutmu el.. “
“udah-udah jangan meributkan tentang aku”
“trus itu sms dari siapa dong?”
“gak tau nih sms dari siapa, dari nomor yang gak dikenal.. ngajakin kenalan “
“fans baru lagi yah sri.. hahaha”
“ada-ada saja kamu, clau..”
Aku melirik hpku kembali, pesan baru pun datang lagi.

From : 085694xxxxx
Salam kenal yah, aku dimas temannya barry J

Segeraku membalas smsnya dengan sesingkat mungkin.

To : 085694xxxxx
Oh, temannya barry . salam kenal juga yah

Seperti biasa, aku hanya menjawab sms dengan seingkat-singkatnya.. sebenarnya aku sangat malas berkomunikasi dengan orang yang tidak dikenal secara langsung seperti ini tapi, karna dia temannya temenku semasa SMP yah aku harus menghargai niat baiknya untuk berkenalan denganku. Berhari-hari, hingga setahun lebih kami menjadi akrab hanya karna percakapan lewat sms dan tak pernah sama sekali bertemu. Aku rasa dimas ini seorang yang sangat pemalu, jangankan untuk bertemu.. Selama setahun pertemanan kami hanya 1 kali dia menelponku, itupun dengan susah payah aku merayunya.
***
Lama-kelamaan dia mulai menunjukan perhatiannya kepadaku, jujur aku sangat risih atas perlakuannya. Untuk apalah dia memperhatikanku dengan sms-smsnya? Kenapa perhatian itu tidak secara langsung ditujukan kepadaku?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar