Laman

Senin, 07 Juli 2014

kamu (part2)




Malam semakin sunyi.. sang gadispun ikut menangis setelah terdiam dalam lamunannya..
“Seandainya saja kamu tahu, aku juga menginginkan hal yang sama.. tapi disisi lain ada yang tidak suka dengan hubungan kita.. aku dicela bagaikan wanita hina, di fitnah dengan hal yang tidak aku ketahui.. cobalah fikir bagaimana rasanya jadi aku.. mampukah kamu menanggung semua rasa ini? Mapukah?”
“janganlah kamu egois dengan keputusanmu itu, ayo kita hadapi dengan bersama-sama. Semuanya pasti akan indah pada waktunya”
“Iya.. semuanya akan indah pada waktunya jika kamu mendengarkan semua kata-kataku.. Tak masalah jika kita tak bersama, toh aku akan bahagia melihatmu bahagia.. biarlah aku turuti saja kemauan orang tuaku untuk dijodohkan dengan pria lain.”
“apa? Kamu masih tidak mengerti dengan perasaan aku ini? Janganlah seperti itu, aku  benar-benar tak sanggup rasanya ingin mati”
“semuanya kulakukan demi kebaikanmu dan kebaikanku juga.. setelah lulus kuliah nanti aku akan langsung menikah”
“Menikah? “ (terdiam)
“lebih baik kita tidak lagi berhubungan baik didunia nyata maupun disosial media.. aku tak ma u terus merasa tersakiti bila melihatmu.. kumohon padamu, lepaskan aku, lepaskan semua cinta yang kamu berikan hanya untuk aku.. aku merasa tak pantas jika cintamu itu terlalu berlebihan hingga seperti itu.. Jangankan ingin mati, mendengarkan kata mati saja aku takut, apakah kamu kira semuanya akan selesai dengan kematianmu? Aku yang bakalan lebih sakit lagi akhirnya .. jika kamu benar-benar ingin melihatku bahagia, turutilah kemauanku”
“Ya baiklah, aku akan tetap menunggumu.. jika saat setelah kamu lulus kuliah kamu masih belum menikah.. aku yang akan datang melamarmu.. “
“terserahlah, jangan saja kamu sia-siakan waktumu hanya untuk menunggu sesuatu yang tak pasti seperti diriku ini”
“baiklah aku.....” (telpon pun terputus)
Sang lelaki tersebut mencoba menelpon kembali namun apa daya.. tidak dapat dihubungi lagi. Sebegitu sedihnya lelaki itu hingga lupa akan kesehatannya, serasa hidupnya benar-benar hampa tanpa ada gadis tersebut menemani hari-harinya.. Yang hanya bisa ia lakukan hanya mendengarkan rekaman suara dan foto sang gadis. Hidup ini  begitu tak adil pikirnya.. kenapa setiap orang yang ia cintai harus pergi meninggalkannya, dari dahulu hingga sekarang .. bahkan kali ini, gadis yang benar-benar ia harapkan juga pergi meninggalkannya.. andaikan saja tak terjadi seperti ini, pasti kini kebahagian itu akan ada..
(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar