Laman

Sabtu, 09 November 2013

Makalah PPD



BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative bagi perkembangan manusia. Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain manusia dewasa sudah mulai memilih nilai – nilai atau norma yang telah dianggap mereka aik untuk dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai – nilai atau norma – norma yang telah dipilihnya tersebut. Dari sedikit penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Psikologi Perkembangan Pada Manusi Tingat Dewasa yaitu ilmu yang mepelajari tentang perkembangan jiwa manusia pada saat menginjak masa dewasa. Masa dewasa manusia dibagi menjadi 3 ( tiga ) tahap yaitu : Masa awal dewasa (early adulthood), Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), Masa akhir dewasa (late adulthood).
1.1  Rumusan Masalah :
a)      Pembagian perkembangan masa dewasa
b)      Krakteristik perkembangan orang dewasa.
c)      Faktor – faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa
1.2  Tujuan :
a)      Untuk memahami setiap tahap perkembangan dari masa dewasa.
b)      Untuk memahami krakteristik perkembangan orang dewasa
c)      Untuk memahami faktor – faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa
1.4 Manfaat :
a)      Dapat memahami setiap tahap perkembangan dari masa dewasa.
b)      Dapat memahami krakteristik perkembangan orang dewasa.
c)      Dapat memahami faktor – faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa.

BAB II
PEMBAHASAN
A.       Definisi Masa Dewasa( adulthood)
Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dikatakan masa peralihan (transisi) dari masa remaja akhir menuju masa dewasa awal. Pada masa remaja mengira bahwa masa dewasa awal banyak enaknya yang berhubungan dengan masa reproduksi, beranak dan enak, padahal masa dewasa terdapatnya masalah-masalah yang sehubungan dengan soal-soal perkawinan, social, jabatan dan keuangan. Maka dari itu, anggapan remaja tentang masa dewasa itu enak salah besar. Pada masa pra dewasa kita harus mempersiapkan diri sematang-matangnya untuk menghadapinya.
Menurut Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan dewasa apabila orang itu bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah diikrarkan khususnya kepada pasangan pernikahan. Freud menjelaskan bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila mau dan mampu bertanggung jawab terhadap segala tingkah laku, pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-hari.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
Hurlock (“Developmental Psychology,”1968) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, disebut sebagai “adult” (dewasa) atau “adulthood “ (status dalam keadaan dewasa) yaitu saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Vaillant (dalam Papalia, dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu masa pembentukan, masa konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukan dimulai pada usia 20 sampai 30 tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua, membentuk keluarga dengan pernikahan, dan mengmbangkan persahabatan. Masa konsolidasi, usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier dan memperkuat ikatan perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40 tahun merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh.
Menurut kami, semua orang yang berumur 17-55 tahun sudah dikatakan dewasa, tapi dewasa dalam apa yang dipertanyakan. Dewasa adalah aktifnya semua fungsi organ dan selubung pada manusia untuk melakukan tugas dan kewajiban dengan dasar tanggung jawab penuh. Ibarat orang yang mau mengendarahi sepeda motor, ada yang harus dipersiapkan secara matang begitu juga orang pra dewasa, segalanya harus dipersiapkan dari mulai helm (yang berarti sifat), penutup mulut (cara berbicara), kaca mata (cara berpandangan kedepannya), jaket (panglima = sikap, sifat seperti panglima), sarung tangan (pengambilan keputusan), celana (kematangan seksualnya, cara melangkah kedepannya), kaki dan sepatu (karier,dll), surat-surat STNK dan SIM (pengakuan dari orang lain dan masyarakat).
Definisi masa dewasa dapat dilihat dari sisi dibawah ini:
a.    Sisi Biologis.
Suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian kematangan tubuh secara optimal dan kesiapan bereproduksi (berketurunan)
b.    Sisi psikologis.
Periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan atau kematangan, diantaranya : emotional stability, sense of reality, tidak menyalahkan orang lain jika menghadapi kegagalan,  toleransi dan optimistis.
c.    Sisi pedagogis.
Suatu periode dalam kehidupan yang ditandai dengan :
Ø  Sense of responsibility.
Ø  Prilaku normatif (nilai-nilai agama)
Ø  Memiliki pekerjaan untuk penghidupan.
Ø  Berpartisipasi aktif dalam bermasyarakat.
B.       Periode Perkembangan Masa Dewasa.
1. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood = 17tahun – 55 tahun).
a)      Secara biologis merupakan masa puncak perumbuhan fisik yang prima dan usia tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in population) karena didukung oleh kebiasaan-kebiasaan positif (pola hidup sehat,olah raga cukup,makanan bergizi).
b)      Secara psikologis, cukup banyak yang kurang mampu mencapai kematangan akibat banyaknya masalah yang dihadapi dan tidak mampu diatasi baik sebelum maupun setelah menikah, misalnya: mencari pekerjaan, jodoh, belum siap menikah, masalah anak, keharmonisan keluarga, dll.
c)      Tugas-tugas perkembangan (development task) pada usia ini meliputi : pengamalan ajaran agama, memasuki dunia kerja, memilih pasangan hidup, memasuki pernikahan, belajar hidup berkeluarga, merawat dan mendidik anak, mengelola rumah tanggga, memperoleh karier yang baik, berperan aktif dalam masyarakat, mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

C.       Karakteristik Dewasa Awal
1.    Perkembangan fisik masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:
Ciri kematangan Psikologis
a.       Berorientasi pada tugas: bukan pada diri atau ego, minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya, dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.
b.      Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien: seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
c.       Mengendalikan perasaan pribadi: seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaan emosi dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
d.      Keobjektifan: orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
e.       Menerima kritik dan saran: orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.
f.       Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi: orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
g.      Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.

Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa Dewasa  awal adalah kelanjutan dari masa remaja. Ciri- ciri masa dewasa awal tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja.

Ciri-ciri dewasa awal :

a)      Usia reproduktif  (Reproductive Age) . Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.
b)      Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age). Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan. Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
c)      Usia Banyak Masalah (Problem age). Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan penyesuaian di dalamnya.
d)     Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension). Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.
e)      Masa keterasingan sosial. Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis ketersingan (Erikson:34).
f)        Masa komitmen. Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggungajwab yang trrlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru besar”.
g)       Masa Ketergantungan. Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka.
h)       Masa perubahan nilai. Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.
i)         Masa Kreatif. Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.

D.       Karakteristik Perkembangan Mahasiswa.
1.    Usia Mahasisiwa sebagai Fase Usia Dewasa awal.
a.    Kenniston (Santrock dalam Chusaini, 1995: 73).
Masa dewasa awal adalah masa muda yang merupakan periode transisi antara masa dewasa dan masa remaja yang merupakan masa perpanjangan kondisi ekonomi dan pribadi sementara, hal ini ditunjukkan oleh kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat keputusan.
b.   Lerner (1983 :  554).
Fase dewasa awal adalah suatu fase dalam siklus kehidupan yang berbeda dengan fase-fase sebelum dan sesudahnya, karena merupakan fase usia untuk membuat suatu komitmen pada diri individu.
c.    Erikson (1959, 1963).
Fase usia dewasa awal merupakan kebutuhan untuk membuat komitmen dengan menciptakan suatu hubungan interpersonal yang erat dan stabil serta mampu mengaktualisasikan diri seutuhnya untuk mempertahankan hubungan tersebut.
Ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa awal (Hurlock, 1991: 247-252) :
1.    Masa pengaturan (mulai menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa),
2.    Usia reproduktif (masa produktif memiliki keturunan),
3.    Masa bermasalah (muncul masalah-masalah baru seperti pernikahan),
4.    Masa ketegangan emosional (pada wilayah baru dgn permasalahan baru),
5.    Masa keterasingan sosial (memasuki dunia kerja dan kehidupan keluarga),
6.    Masa komitmen (menentukan pola hidup dan tanggung jawab baru),
7.    Masa ketergantungan (masih tergantung pada pihak lain),
8.    Masa perubahan nilai (orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota kelompok orang dewasa),
9.    Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru,
10.                        Masa kreatif (masa dewasa awal adalah puncak kreatifitas).
Fase dewasa awal jika dikaitkan dengan usia mahasiswa pada fase ini menunjukkan bahwa peran, tugas dan tanggung jawab mahasiswa bukan hanya pencapaian keberhasilan akademik, melainkan mampu menunjukkan perilaku dan pribadi untuk mengeksplorasi berbagai gaya hidup dan nilai-nilai secara cerdas dan mandiri, yang menunjukkan penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan sosial yang baru sebagai orang dewasa.
2.    Aspek-aspek Perkembangan Dewasa Awal.
Aspek-aspek perkembangan yang dihadapi usia mahasiswa sebagai fase usia dewasa awal adalah:
1.        Perkembangan fisik. Pada fase dewasa awal adalah puncak perkembangan fisik dan juga penurunan perkembangan individu secara fisik.
2.        Perkembangan seksualitas. Terjadi sikap dan prilaku seksual secara heteroseksual dan homoseksual.
3.        Perkembangan kogitif. Menggambarkan efisiensi dalam memperoleh informasi yang baru, berubah dari mencari pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan itu.
4.        Perkembangan karir. Suatu individu ketika memulai dunia kerja yang baru harus menyesuaikan diri dengan peran yang baru dan memenuhi tuntutan karir.
5.        Perkembangan sosio-emosional. Menggambarkan hubungan sosial individu dengan lingkungannya yang terdiri dari 3 fase yaitu fase pertama (menjadi dewasa dan hidup mandiri), fase kedua (pasangan baru yang membentuk keluarga baru), dan fase ketiga (menjadi keluarga sebagai orang tua dan memiliki anak).
3.    Perkembangan Intelektual.
a.         Perkembangan Intelektual Dewasa Awal
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999; Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi (universitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya. Sementara itu, para ahli (seperti Baltes dan Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes} mengatakan ada beberapa tipe intelektual, yaitu inteligensi Kristal  (cristalized intelligence), fleksibilitas kognitif (cognitive flexibility), fleksibilitas visuo-motor (visuomotor flexibility), dan visualisasi (visualization) (Turner dan Helms, 1995).
2.    Inteligensi kristal adalah fungsi keterampilan mental yang dapat dipergunakan individu itu, dipengaruhi berbagai pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar dalam dunia pendidikan. Misalnya, keterampilan pemahaman bahasa (komprehensif verbal/verbal comprehensive), penalaran berhitung angka (numerical skills), dan penalaran induktif (inductive reasoning). Jadi, keterampilan kognitif merupakan akumulasi dari pengalaman individu alcibat mengikuti ke-giatan pendidikan formal ataupun nonformal. Dengan demikian, pola-pola pemikiran intelektualnya cenderung bersifat teoretis-praktis (text book thinking).
3.    Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan individu me-masuki dan menyesuaikan diri dari pemikiran yang satu ke pemikiran yang lain. Misalnya, kemampuan memahami melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
4.    Fleksibilitas Visuamotor adalah kemampuan untuk menghadapi suatu masalah dari yang mudah ke hal yang lebih sulit yang memerlukan aspek kemampuan visual/motorik (penglihatan, pengamatan, dan keterampilan tangan).
5.    Visualisasi, yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses visual.misalnua, bagaimana individu memahami gambar-gambar yang sederhana sampai yang lebih kompleks.
E.        Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal.
Menurut Havigurst (1961:259-265), tugas-tugas perkembangan dewasa awal adalah:
a. Memilih Pasangan Hidup.
  1. Calon pasangan mempersiapkan diri untuk memilih dan menemukan yang cocok, selaras dengan kepribadian masing-masing dan juga menyesuaikan dengan kondisi dan latar belakang kehidupan kedua calon keluarga masing-masing.
  2. Keputusan memilih sampai menentukan pasangan hidup adalah tanggung jawab baik pihak laki-laki maupun perempuan dengan pertimbangan dari pihak orang tua, keluarga dan bantuan pihak-pihak lain yang dipandang mampu.
  3. Menurut Norman (1992) :
1)      Pemenuhan kebutuhan merupakan faktor utama dalam memilih pasangan pernikahan, karena kebutuhan dan sifat individu dapat berlainan satu sama lain, beberapa orang akan lebih memilih pasangan yang melengkapi dirinya.
2)      Pernikahan yang dilandasi kebutuhan saling melengkapi terjadi akibat daya tarik lawan jenis (opposites attract). Akibatnya ada individu dengan peran/figur dominan (memberikan simpati, cinta dan perlindungan) terhadap pasangannya yang bersifat patuh atau submissive (memperoleh simpati, cinta dan perlindungan). Peran dominan lazimnya oleh suami dan peran istri bersifat submissive, apabila yang terjadi kebalikannya maka akan terjadi konflik sosial.
3)      Dalam suatu pasangan, sifat saling melengkapi tidak menuntut adanya kompromi antarindividu sebaliknya individu yang karakternya bertentangan dengan pasangannya harus mengadakan kompromi dengan pasangannya.
4)      Kebudayaan sangat berpengaruh dalam penentuan pasangan hidup, dimana definisi kebudayaan melahirkan istilah kriteria ideal dan standar ideal seleksi calon pasangan. Pertaman menetapkan kriteria ideal bagi calon pasangan, jika tidak terpenuhi maka ditetapkan standar ideal pada individu yang dicintai.
b. Belajar Hidup Dengan Pasangan Nikah.
Pada dasarnya adalah proses menyesuaikan dua kehidupan individu secara bersama-sama dengan cara belajar dan mengontrol perasaan masing-masing pasangan seperti kemarahan, kebencian, kebahagiaan, kasih sayang, kebutuhan biologis, sehingga seseorang hidup dengan hangat dan harmonis.  Perbedaan latar belakang orang tua dan keluarga harus diperhatikan dalam proses penyesuaian dan pembelajaran lebih lanjut dalam menempuh  keluarga bahagian dan sejahtera.
c. Memulai Hidup Berkeluarga.
a)       Pasangan baru yang memulai kehidupan berkeluarga akan memperoleh banyak pengalaman baru yang penting bagi pasangan dan kehidupan keluarga, seperti hubungan seksual pertama, hamil pertama, punya anak pertama, konflik pertama dan interaksi sosial dengan keluarga pasangan.
b)       Dalam tugas perkembangan ini, Havigurst menguraikannya dari berbagai sudut pandang sebagai berikut:
1. Sifat tugas.
Memiliki anak pertama dengan sukses merupakan manifestasi keberhasilan pernikahan dan cenderung ukuran kesuksesan hadirnya anak berikutnya.
2. Dasar biologis.
Melahirkan anak adalah suatu proses biologis, terlebih tugas melahirkan anak pertama merupakan suatu proses biologis dan psikologis.
3. Dasar psikologis.
Secara psikologis, pria dan wanita memiliki suatu tugas untuk menjadi ayah dan ibu. Tugas ini akan sulit bagi wanita yang takut atau benci ide mengenai kehamilan, sebaliknya akan mudah bagi wanita dengan sosok keibuan.
 4. Dasar budaya.
Masalah kehamilan pertama merupakan masalah yang muncul secara pandangan budaya bagi kelompok sosial ekonomi kelas menengah dan kelas bawah dari suatu kelompok budaya tertentu.
5. Implikasi sosial dan pendidikan.
Keberhasilan pada aspek ini memerlukan jenis pengetahuan tertentu bagi suami dan istri, sikap serta peran dan tanggung jawab yang sepenuhnya dalam kehidupan berkeluarga serta memiliki keturunan.
d. Memelihara anak.
Hadirnya anak menjadikan tugas, peran dan tanggung jawab yang lebih besar bagi pasangan suami istri karena mereka tidak hanya memikirkan lagi kehidupan mereka sendiri, tetapi juga belajar memenuhi kebutuhan anak sehingga anak mencapai perkembangan secara optimal.
e. Mengelola rumah tangga.
Kehidupan keluarga dibangun dengan kesiapan keseluruhan baik fisik dan mental yang bergantung pada kesiapan dan keberhasilan dalam mengelola rumah tangga sesuai peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing.
f. Mulai bekerja.
Dalam menghadapi tugas perkembangan ini, pria dewasa awal sering menunda mencari calon pasangan hidup sebelum memperoleh pekerjaan. Beberapa dengan wanita dewasa awal yang cenderung belum aktif menghadapi tuntutan pekerjaan.
g. Bertanggung jawab sebagai warga negara.
Individu dewasa awal sebaiknya mulai menunjukkan rasa tanggung jawab bagi kesejahteraan baik bagi keluarga, tetangga, kelompok masyarakat, sebagai warga negara atau organisasi politik.
h. Menemukan kelompok sosial yang serasi.
Pernikahan menunjukan tujuan dan langkah awal menemukan kelompok sosial yang serasi. Bersama-sama sebagai pasangan mencari teman baru, orang-orang seumur mereka dan dengan orang dimana mereka dapat mengembangkan suatu kehidupan sosial jenis baru.
Masalah Perkembangan pada Dewasa Awal
Dengan bertambahnya usia, semakin bertambahpula masalah-masalah yang menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara, kemasa yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa awal mengalami masalah-masalah dalam perkembangannya. Masalah-masalah itu antara lain:
a. Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas
Dewasa awal merupakan kelanjutan dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang harus pada masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan individu akan mengalami kekaburan identitas.
b. Kemandirian vs tidak mandir
c. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang pendidikan dan karir.
d. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah)
e. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri
Dalam menjalani masa dewasa awal, ada beberapa masalah yang menjadi penghambat perkembangan. Diantara penghambat yang sangat penting sehingga menyukarkan penguasaan tugas-tugas perkembangan, diantranya:
a.         Latihan yang tidak berkesinambungan (discontinuities); sebagai salah satu penghambat penguasaan tugas-tugas perkembangan dewasa awal, berhubungan erat dengan pengalaman-pengalaman belajar dan latihan masa lalu.
b.        Perlindungan yang berlebihan (over protectiveness): Bersangkutan dengan pola asuh orangtua yng pernah dialami dalam masa kanak-kanak.
c.         Perpanjangan pengaruh-pengaruh peer-group (prolongation of peer-group influences); Satu diantara penghambat bagi orang dewasa awal dalam menguasai tugas-tugas perkembangan. Disini akan terlihat pengaruh kelompok-kelompok khusus bagi perkembangan dewasa awal.
d.        Inspirasi-inspirasi yang tidak realistis (unrealistic aspiration); Kesukaran-kesukaran dewasa awal, dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep yang tidak realistis dalam benak pada dewasa awal (yang baru meninggalkan masa remaja) tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat dicapai.



 
 
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Masa dewasa adalah masa yang sangat panjang (17 – 55 tahun), dimana sumber potensi dan kemampuan bertumpu pada usia ini. Masa ini adalah peralihan dari masa remaja yang masih dalam ketergantungan menuju masa dewasa, yang menuntut kemandirian dan diujung fase ini adalah fase dewasa akhir, dimana kemampuan sedikit demi sedikit akan berkurang. Sehingga masa dewasa awal adalah masa yang paling penting dalam hidup seseorang dalam masa penitian karir/pekerjaan/sumber penghasilan yang tetap.
Masa ini juga adalah masa dimana kematangan emosi memegang peranan penting. Seseorang yang ada pada masa ini, harus bisa menempatkan dirinya pada situasi yang berbeda; problem rumah tangga, masalah pekerjaan, pengasuhan anak, hidup berkeluarga, menjadi warga masyarakat, pemimpin, suami/istri membutuhkan kestabilan emosi yang baik.
Dewasa awal merupakan usia reproduktif, usia pemantapan letak kedudukan dan usia banyak masalah bahwa suatu masa yang juga memiliki cirri adanya ketegangan dalam hal emosi, tidak ada salahnya di ketahui oleh remaja akhir. Pertama mereka dapat mempersiapkan diri menghadapi hal emosi dan penyesuaian penyasuaian diri yang dituntutnya. kedua dalam masa remaja mereka dapat juga mengetahui bahwa orang tua mereka dan kakak mereka yang sedang berada dalam masa dewasa awal itu diliputi oleh banyak hal yang menimbulkan ketegangan emosi dengan pengetahuan ini remaja dapatlah menyesuaikan diri.

B.     Saran
Untuk memahami lebih lanjut tentang materi perkembangan pada usia dewasa awal , kami sarankan agar pembaca membaca lagi buku-buku dan literatur yang sesuai agar menambah ilmu yang lebih banyak lagi.



Daftar Pustaka
Monks,F.J., Knoers,A.M.P & Hadinoto S.R. 2001. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hurlock,E.B.1993. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Santrock.2007. Perkembangan Anak.Jilid 1.Jakarta: Erlangga

Santrock.2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional

Julius dkk. 1989. Melangkah Menuju Kedewasaan. Yogyakarta: Kanisius


Tidak ada komentar:

Posting Komentar